Lihat ke Halaman Asli

Dini

Mahasiswa Universitas Diponegoro

Perencanaan Insinerator Desa Bulu dari Mahasiswa KKN Undip

Diperbarui: 21 Agustus 2023   16:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penyerahan Proposal ke Dinas Lingkungan Hidup (Dokumentasi pribadi)

Sampah yang menumpuk di Tempat Pembuangan Sementara (TPS) menjadikan mahasiswa KKN Tim II Universitas Diponegoro tergerak untuk mengajukan proposal pembuatan insinerator kepada Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Pemalang pada Rabu (26/07/23)).

"Sudah beberapa bulan terakhir sampah menumpuk di TPS, hal tersebut disebabkan karena adanya pemberhentian sementara pengangkutan sampah dari TPS ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kabupaten Pemalang," ucap Rum selaku sekretaris Desa Bulu.

TPS terletak di dekat aliran sungai yang dijadikan tempat beternak bebek, sehingga para bebek terkadang berjalan di tumpukan sampah.

"Sudah lama memang sampah menumpuk, biasanya saya bakar. Beberapa hari terakhir belum saya bakar, makanya terlihat banyak," ungkap Darjo seorang peternak bebek saat ditemui di peternakannya yang dekat dengan TPS.

Membakar sampah merupakan cara alternatif yang dapat masyarakat lakukan untuk mengurangi volume sampah di TPS. Apabila terus dilakukan tentunya akan berdampak buruk bagi lingkungan seperti tercemarnya udara sehingga mengakibatkan penipisan lapisan ozon dan pemanasan global.

Memutar otak untuk memecahkan permasalahan tersebut mahasiswa KKN Tim II Undip mengusulkan proposal pembuatan insinerator, sebuah alat pembakaran sampah yang lebih ramah lingkungan, didukung dengan data terkait pengolahan sampah atau Pengamanan Sampah Rumah Tangga (PSRT) Desa Bulu, dari Puskesmas Kecamatan Petarukan.

"Pembuatan insinerator dapat menjadi solusi permasalahan sampah, namun terbatasnya APBDes (Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa) menjadikan desa belum mampu mendanai dibuatnya alat tersebut," keluh Muktar selaku Kepala Desa Bulu.

Keterbatasan anggaran membuat mahasiswa mencoba mencari bantuan kepada Dinas Lingkungan Hidup.

"Saya apresiasi proposal yang diajukan karena berisi data yang cukup lengkap, dan saya apresisasi juga kepedulian kalian terhadap lingkungan Desa Bulu," Bima selaku petugas lapangan dari Dinas Lingkungan Hidup.

"Proposal ini saya terima, namun harus tetap didiskusikan dulu dengan kepala dinas mengenai keberlanjutannya, baik terkait pendanaan dan dampaknya pada lingkungan," imbuh Bima.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline