Lihat ke Halaman Asli

Perjanjian IE CEPA, Menuju Perdagangan Indonesia Mendunia

Diperbarui: 10 Desember 2018   15:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Tahun ini adalah tahun yang menggembirakan bagi Perdagangan Indonesia. Kita kembali melangkahkan kaki lebih jauh dari tahun-tahun sebelumnya. Terbukti banyak perjanjian dagang dengan negara-negara di kawasan Afrika, Uni Eropa, Asia Timur berhasil ditandatangani pemerintah kita.

Perjanjian dagang Indonesia-EFTA Comprehensive Economic Partnership Agreement/IE-CEPA yang mandet sampai tujuh tahun lamanya pun berhasil dituntaskan pada November lalu dan akan langsung diresmikan dengan penandatanganan hitam di atas putih oleh Menteri Perdagangan Indonesia juga empat menteri negara terkait pada minggu, 16 Desember 2018.

Capaian seperti ini bukanlah perkara yang diselesaikan dengan mudah. Negosiasi sempat berlangsung alot karena setiap negara memiliki kepentingan yang berbeda-beda. Dalam posisi saat itu Indonesia telah menempatkan diri seadil-adilnya sehingga semua mendapatkan keuntungan yang sama-sama bisa diterima.

Dengan keberhasilan Pemerintah Indonesia meneken kesepakatan tersebut, setidaknya ke depan akses pasar perdagangan barang akan semakin luas, termasuk jasa dan investasi serta kerja sama ekonomi dan capacity building.

Di sisi lain, Negara anggota EFTA juga akan meningkatkan investasinya di RI, antara lain di sektor energi dan pertambangan, permesinan, pertanian, infrastruktur, perikanan, kehutanan, serta industri kimia.

Keberhasilan tersebut memang mmebanggakan, namun bukan berarti target sudah tercapai. Masih banyak PR yang pemerintah sedang kejar di sektor perdagangan luar negeri.

Kita akui Indonesia memang sempat tertinggal dari negara ASEAN lain seperti Singapura dan Filipina yang sudah lebih dulu menyelesaikan perjanjian dagang dengan EFTA. Namun tak perlu  khawatir, ke depan kita bisa menaruh harapan besar kepada pemerintah asalkan Indonesia semakin aktif dalam perdagangan internasional. Maka bukanlah hal mustahil Indonesia bisa menjadi pusat hubungan perdagangan di Asia Tenggara.

Untuk mencapai target tersebut,Pemerintah harus terus mengupayakan perjanjian kemitraan dengan negara-negara lain yang belum terjamah. Memanfaatkan forum World Trade Organisation menjadi sebuah keharusan bagi pemerintah karena banyak negara pendatang baru yang mengajukan proses aksesi agar bisa terintegrasi dalam perdagangan multilateral di forum WTO.

Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional, Iman Pambagyo pun menyatakan, Kemendag sedang mempersiapkan Jakarta sebagai ibukota diplomatik dan pusat komersial ASEAN. Jika hal tersebut terjadi, maka Indonesia akan diuntungkan secara ekonomi, baik di bidang pariwisata, perhotelan hingga kulinernya.

Semua harus memiliki andil yang sama demi menuju negara yang ekonominya maju. Doa dan dukungan dari seluruh rakyat Indonesia akan mengiringi keberhasilan yang dicita-citakan. Semangat berjuang!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline