Angkutan umum yang bersih, aman akan menimbulkan kenyamanan untuk para penumpang. Tetapi tidak sedikit kendaraan umum di Jakarta yang belum menciptakan suasana tersebut. Ditambah lagi kasus pemerkosaan yang pernah terjadi di dalam angkutan umum. Belum lama ini, para pengemudi diberikan fasilitas seragam khusus, tetapi tidak sedikit yang tidak mempedulikan kebijakan tersebut. Seragam yang seharusnya dipakai saat berkendara tidak dipergunakan dengan baik.
Tidak sedikit pengemudi yang memaksakan penumpang untuk tetap naik walaupun bangku yang tersedia sudah tidak mencukupi. Para pengemudi hanya memikirkan uang dan jumlah penumpang, tidak memperdulikan kenyamanan dari penumpang tersebut. Dengan penuhnya isi penumpang, membuat kawanan pencopet untuk leluasa menjalankan aksinya.
Ketidaknyamanan angkutan umum juga terjadi apabila pengemudi mengendarai dengan ugal-ugalan. Tidak hanya kenyamanan yang terganggu tetapi juga keselamatan. Tidak sedikit korban kasus kecelakaan yang disebabkan dari pengemudi angkutan umum yang bersikap seenaknya saat berkendara. Ditambah lagi dengan menurunkan penumpang disembarang tempat. Bukan hanya membuat jalanan menjadi tersendat tetapi hal itu juga bisa membahayakan keselamatan penumpang. Kenyamanan penumpang lainnya juga terganggu apabila pengemudi angkutan umum dan kenek membiarkan penumpang untuk bergelantungan di pinggir pintu. Hal itu bukan hanya merugikan diri sendiri tetapi juga merugikan oranglain.
Belum lagi untuk pengemudi yang memberhentikan kendaraan disembarang tempat untuk menunggu penumpang. Padahal, pemerintah sudah menyediakan halte untuk menunggunya para penumpang. Sikap tak beraturan para pengemudi angkutan umum, meresahkan pengguna kendaraan lainnya.
Angkutan umum di Jakarta yang kusam, kotor, dan kursi yang berlubang merupakan sisi lain jelek dari angkutan umum. Banyak angkutan yang tidak memiliki surat-surat lengkap. Ada pengemudi yang tidak memiliki identitas dan tanpa surat izin mengemudi (SIM).
Tidak sedikit tindakan pengemudi angkutan umum yang membuat penumpang mengurungkan niatnya untuk menaiki angkutan umum dikarenakan dampak negatif yang lebih dominan dari pada dampak positif.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H