Lihat ke Halaman Asli

Mengenal Biota Laut : Ikan Badut (Amphiprioninae) Si Penghias Lautan

Diperbarui: 13 Desember 2018   08:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ikan badut atau biasa disebut dengan ikan Clown/nemo banyak digemari masyarakat terutama dikalangan anak-anak, lantaran karakter ikan badut dalam film yang berjudul "Finding Nemo" sangat menarik dan perkasa sehingga kini ikan badut menjadi ikan hias laut yang sangat populer dimasyarakat. Ikan badut merupakan ikan hias air laut yang berwarna oranye cerah, dengan tiga garis putih pada tubuhnya. Tiga garis putih pada ikan badut terdapat pada bagian pada bagian kepala, tengah-tengah badan, dan pangkal ekor. Ukuran maksimal ikan badut bisa mencapai 10 -- 18 cm. Ikan badut terlahir dalam keadaan jantan dan yang akan berubah kelamin menjadi betina adalah yang terbesar dari kelompoknya atau pasangannya (Michael, 2008).

Ikan badut merupakan ikan karang tropis yang hidup diperairan hangat pada daerah terumbu karang dengan kedalaman kurang dari 50 cm dan berair jernih. Daerah penyebarannya meliputi Samudra pasifik (Fiji), Laut Merah, Samudra Hindia (Indonesia, Malaysia, Thailand, Maladewa, Burma) Dan Great Barrier Reef Autralia. Ikan badut merupakan ikan yang mempunyai penyebaran relatif luas, terutama di daerah Indo Pacific. Beberapa faktor yang mempengaruhi distribusi dan arah distribusi dari ikan badut adalah jumlah larva, ketersediaan anemon laut, faktor-faktor hidrografi, dan adanya daratan penghalang. (Fautin dan Allen, 1972).

Ikan badut merupakan ikan omnivora yang mengkonsumsi zooplankton, invertebrata kecil (crustacean), dan parasit yang melekat pada tubuh anemon serta alga bentik. Ikan badut biasanya menghabiskan sebagian besar hidupnya untuk mencari makan, bermain, dan berpasangan dalam wilayah tempat hidupnya (Michael, 2008).

Hidup berdampingan dengan anemon, ikan badut memiliki hubungan simbiosis mutalisme dengannya. Ikan badut mencari perlindungan pada anemon dari predator dan menjadikan anemon sebagai habitatnya. Selain dari itu, ikan ini biasanya mengambil makanan yang terjerat pada anemon dimana kebanyakan organisme laut tidak tahan terhadap racun yang ada pada anemon. Sebaliknya, Ikan badut melindungi anemon dari predator seperti ikan kupu-kupu (butterflyfish), membersihkan anemon baik dari kotoran ataupun parasit yang membahayakan anemon, dan kotoran ikan badut dapat menjadi makanan bagi anemon (Nono, 2004).

Adapun salah salah satu ancaman yang terjadi pada ikan badut, yaitu dengan adanya parasir. Parasit yang biasanya menyerang ikan badut adalah ektoparasit dari golongan protozoa (penyakit protozoik). Penyakit protozoik yang bisanya menyerang ikan badut disebabkan oleh Brooklynella hostiles, Cryptocaryon irritans dan Amyloodinium ocellatum (Kuncoro, 2004).

Ikan badut memijah sepanjang musim dengan interval waktu rata-rata sekitar sepuluh hari atau tiga kali sebulan untuk induk yang produktif. Ikan badut merupakan ikan yang meletakkan telurnya pada substrat didekat anemon atau rumahnya dan mengeraminya sampai menetas. Telur akan menetas sekitar 5 sampai 9 hari tergantung jenis, kualitas telur dan kondisi lingkungan. Biasanya telur akan menetas pada malam hari yaitu sekitar 2 jam setelah matahari terbenam (Nono, 2004)

DAFTAR PUSTAKA

Allen, G. R. 1972. The Anemonefish: Their Classification and Biology. T. F. H. Public, Inc. New Jersey: 288 hlm.
Hartanto, Nono. 2004. Budidaya Ikan Hias Clown. Program Pengembangan Sumberdaya Perikanan Balai Perikanan Budidaya Laut Ambon: 128 hlm.
Kuncoro, E. B. 2004. Akuarium Laut. Kanisius -- Yogyakarta.
Michael, S. W. 2008. Damselfish and Anemone fish. Microcosm and T. F. H Publication. New Jersey, United States: 173 hlm.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline