Di zaman sekarang banyak kita jumpai orang yang meminta-minta dijadikan sebagai mata pencariannya padahal fisik dan umurnya masih bisa dikatakan mampu untuk bekerja. Ya,mereka yang disebut sebagai pengemis. Mereka menggunakan berbagai alasan dan banyak cara agar orang lain merasa iba terhadap kondisi mereka.
Dibalik penampilannya yang lusuh,terbaring lemah di perempatan-perempatan lampu merah,mengaku belum makan berhari-hari,ternyata mereka tinggal dirumah besar yang tak mungkin hanya berharga ratusan ribu,dan memiliki telepon genggam keluaran terbaru. Tidak dapat dipungkiri,sebagian dari mereka menjadikan mengemis sebagai pekerjaan tetap yang bisa menghasilkan puluhan juta setiap waktunya. Hal ini membuat kita sulit membedakan mana mereka yang benar-benar membutuhkan dan mana mereka yang hanya malas untuk berusaha lebih keras demi mendapatkan rejeki yang halal.
Lalu bagaimana Islam memandang persoalan tentang mengemis ini?
Islam tidak mensyari'atkan meminta-minta dengan berbohong dan menipu. Alasannya bukan hanya karena melanggar dosa,tetapi juga karena perbuatan tersebut dianggap mencemari perbuatan baik dan merampas hak orang-orang miskin yang tidak mau minta-minta dan orang-orang yang mencintai kebajikan. Karena mereka dimasukkan dalam golongan orang-orang yang meminta bantuan.
Padahal sebenarnya mereka tidak berhak menerimanya,terlebih kalau sampai kedok mereka terungkap. Banyak hadits yang menjelaskan haramnya meminta-minta dengan menipu dan tanpa adanya kebutuhan mendesak.Diantara dalil-dalil syar'i yang menunjukkan haramnya mengemis termasuk dosa besar adalah sebagai berikut: , : : << , >> ( ) Artinya: "Dari Abu Hurairah RA berkata,Rasul SAW bersabda: barang siapa meminta-minta harta pada orang lain dalam rangka untuk memperbanyak (hartanya),sesungguhnya ia meminta bara api,maka hendaklah ia mempersedikit atau memperbanyaknya"(HR.Muslim)[1]
Makna dari hadits diatas adalah bahwa seseorang yang menggunakan cara meminta-minta sebagai memperbanyak hartanya atau sebagai mata pencahariannya sesungguhnya ia telah memasukkan dirinya sendiri kedalam api neraka,maka terserah kepadanya mau memperoleh sedikit atau memperoleh banyak harta dari mengemis tersebut,yang demikian adalah haram kecuali untuk orang-orang dalam keadaan darurat. Tidak lagi dapat bekerja atau sakit keras yag mengancam nyawanya.
Bahayanya orang yang sering meminta-minta:
Orang yang sering meminta kepada orang lain bukan hanya akan membahayakan dirinya sendiri,akan tetapi juga orang lain,bahkan kerugian mereka diakhirat.
Mengemis dapat menyakiti diri sendiri dan orang lain,pengemis akan merasa kecewa bila diberi sedikit,bahkan marah apabila permintaannya ditolak. Terkadang para pengemis itu dapat mengganggu orang yang sedang makan,berjalan,ataupun orang yang sedang berkendara.
Menjadi miskin jiwa dan harta,Rasulullah SAW bersabda:" Tidaklah seorang hamba membuka pintu untuk meminta-minta melainkan Allah membukakan baginya pintu kefakian".(HR.Ahmad 4/207 di shohihkan oleh Syaikh Al-albani dalam Shohih Targhib wa Tarhib:1/99) sehingga pengemis itu menjadi orang yang selalu merasa butuh dan butuh tidak pernah puas atau bersyukur atas rejeki yang Allah berikan kepada dia.
Memasukkan diri sendiri ke dalam api neraka,barang siapa meminta-minta harta pada orang lain dalam rangka untuk memperbanyak (hartanya),sesungguhnya ia meminta bara api,maka hendaklah ia mempersedikit atau memperbanyaknya"(HR.Muslim)