Skoliosis merupakan kelainan pada tulang belakang yang ditandai dengan bentuk tulang melengkung seperti huruf C atau S. Skoliosis biasa ditemukan pada anak usia 10-15 tahun sebelum pubertas. Namun bukan berarti orang dewasa tidak bisa mengalami skoliosis ketika berumur lebih dari 15 tahun.
Perlu diperhatikan oleh para orang tua agar buah hatinya tidak mengalami skoliosis. Pencegahan seperti mengurangi beban pada ransel anak dapat sangat berpengaruh. Selain itu biasakan anak duduk dalam posisi yang baik yaitu duduk tegak dan bersandar pada kursi. Olahraga seperti pilates atau yoga juga dapat membantu anak terhindar dari skoliosis.
Gejala awal yang biasa dirasakan oleh penderita skoliosis adalah rasa nyeri pada bagian punggung. Selain itu juga dapat terlihat dari perbedaan bahu atau pinggul yang lebih menonjol pada salah satu sisi. Apabila tidak ditangani dengan segera maka kondisi tersebut dapat memburuk dan membuat derajat skoliosis bertambah.
Apabila anak sudah mengalami gejala diatas segera konsultasikan anak ke dokter agar dapat ditangani dengan tepat. Penanganan skoliosis biasanya menggunakan brace khusus yang di custom sesuai dengan derajat skoliosis pada anak. Selain itu juga ada sesi terapi yang akan diberikan, contohnya seperti peregangan kecil, bergelantungan pada pull up bar dan massage. Jika derajat skoliosis sudah parah biasanya para dokter akan menyarankan tindak operasi.
Maka dari itu mari kita sadari adanya bahaya skoliosis pada anak kita. Berikan pengawasan dan perawatan yang terbaik agar masa depan anak cemerlang. Segera konsultasikan ke dokter apabila menemukan gejala skoliosis pada anak
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H