Lihat ke Halaman Asli

Hiponatremia, Apakah Berbahaya?

Diperbarui: 10 Juni 2022   18:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok Pribadi

Air merupakan suatu hal yang penting dalam kehidupan kita, bahkan di dalam tubuh manusia terdiri dari sekitar 60% dari total komposisi tubuh manusia adalah air. Komposisi ini seharusnya tetap dijaga agar tetap seimbang dan tidak menimbulkan berbagai masalah dalam tubuh. Salah satu masalah yang sering dijumpai adalah kelebihan ataupun kekurangan cairan.

Pengukuran primer yang mudah diperoleh adalah dengan menilai konsentrasi natrium plasma. Hal ini dikarenakan natrium dan anion (terutama klorida) bertanggung jawab atas lebih dari 90% zat terlarut dalam cairan ekstraseluler sehingga konsentrasi natrium plasma dianggap sebagai indikator yang cukup baik untuk mengukur osmolaritas plasma pada berbagai keadaan.

Hiponatremia merupakan suatu keadaan hilangnya natrium klorida dari cairan ekstraseluler atau penambahan air yang berlebihan pada cairan ekstraselular sehingga konsentrasi natrium plasma menurun. Beberapa kondisi yang dapat meyebabkan hiponatremia adalah:

  • Diare dan muntah-muntah
  • Penggunaan diuretik secara berlebihan, hal ini dapat menghambat ginjal untuk mempertahankan natrium
  • Resistensi air yang berlebihan

Perubahan volume sel secara cepat yang disebabkan oleh hiponatremia dapat menimbulkan efek yang besar terhadap jaringan, terutama otak. 

Penurunan kadar natrium yang cepat dalam otak dapat menimbulkan pembengkakan sel otak dan gejala neurologik seperti sakit kepala, mual, lesu, dan disorientasi. Jika kadar natrium turun dibawah 115 – 120 mmol/L dapat menyebabkan kejang (seizure), koma, kerusakan otak, hingga kematian.

Penurunan kadar natrium yang lambat (terjadi selama beberapa hari) menyebabkan otak dan jaringan lain akan merespon dengan cara memindahkan natrium, klorida, kalium, bahan organik terlarut (seperti glutamat) dari dalam sel menuju ke ekstra sel. 

Hal ini dapat menyebabkan jaringan otak mudah rusak jika hiponatremianya dikoreksi terlalu cepat. Saat penambahan cairan hipertonis sebagai respon hiponatremia diberikan terlalu cepat, ini akan melampaui kemampuan otak untuk dapat menyerap zat yang telah hilang dari dalam sel, sehingga dapat menyebabkan gangguan osmotik neuron-neuron yang dihubungkan dengan demielinasi. 

Hal ini dapat diatasi dengan mengurangi kecepatan koreksi hiponatremia kronis kurang dari 10 – 12 mmol/L dalam 24 jam atau kurang dari 18 mmol/L dalam 48 jam.

DAFTAR PUSTAKA :

Hall, J. E. & Guyton, A. C., 2011. Textbook of Medical Physiology. Amerika Serikat: Elsevier.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline