Lihat ke Halaman Asli

Kebanyakan Belajar, Bisa Jadi Sakit Mental?

Diperbarui: 17 Juni 2015   22:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Dewasa ini semakin banyak perilaku menyimpang yang terjadi dalam setiap detik kehidupan masyarakat. Bagaimana perilaku menyimpang tersebut? tentunya yang tak sesuai dengan norma dan pandangan dalam masing-masing budaya masyarakat. Apakah ini merupakan tanda kemajuan zaman karena dunia telah berhasil diubah sedemikian hebatnya dengan segala resiko tuntutan yang ada, atau justru kemunduran karena manusia sebagai pelaku dan pemikir utama harus jadi korban kekerasan dunia?.

Dalam setiap budaya ada berbagai tingkah laku yang dianggap menyimpang berdasarkan standart dan normanya masing-masing. Kondisi-kondisi yang disebut terkait dengan budaya (Cultures-Bound-Syndromes) yang merupakan perilaku abnormal yang terjadi berulang yang dialami pada masyarakat atau budaya tertentu. Salah satunya adalah Brain Fag,merupakan Cultures-Bound-Syndromes yang terjadi di Afrika barat. Sindrom ini merupakan kesulitan beradaptasi, mengingat, berfikir, dan seringkali dialami oleh pelajar dalam merespon stress. gejala lain mencakup rasa sakit pada leher dan kepala, kemudian adanya tekanan serta mata menjadi kabur. Sindrom ini merupakan sindrom pada gangguan kecemasan, depresi, dan somatoform. Sindrom yang diteliti oleh RH Prince (1960) ini anak-anak sekolah atau mahasiswa yang mengalami rasa sakit akibat kesulitan beradaptasi atau pun mengingat dan berfikir tentang mata pelajaran mereka dan lingkungan mereka. Brain Fag ini merupakan sindrom akibat rasa cemas yang berlebihan yang akhirnya juga berdampak pada kondisi fisik tubuh mereka. Sindrom ini terjadi karena anak-anak sekolah atau mahasiswa yang mendapatkan tekanan dari luar yang berlebihan yang menuntut diri mereka untuk dapat sukses di usia muda. Kecemasan akan hilangnya kesuksesan akan masa muda yang hilang, membuat diri mereka mengalami stress hingga menyebabkan rasa sakit pada beberapa bagian tubuh atau mengakibatkan gangguan somatoform. Kelelahan pada otak inilah yang mengakibatkan adanya Brain Fag.

Tentunya masing-masing individu memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam menghadapi kecemasan. Adanya fenomena mengenai sindrom Brain Fag tentunya tidak akan menjadi momok bagi kita untuk tetap terus belajar dan menuntut ilmu. Merupakan suatu kewajiban bagi sesorang muslim dalam menuntut ilmu, seperti yang dikatakan dalam sebuah hadist “tuntutlah ilmu dari buaian hingga liang lahat”. Jangan sampai orang yang beragama lain justru menerapkan sekaligus memberikan contoh lebih dahulu terhadap apa yang sudah ada dalam ajaran agama islam.

salam merdeka ! (:

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline