Lihat ke Halaman Asli

Adinda Nurshabrina Paraswani

Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang

Gen Z di Indonesia dengan Gangguan Mental

Diperbarui: 21 Juli 2022   13:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Masa remaja merupakan masa di mana mereka mengalami masa ingin lebih tahu. Akibatnya mereka gampang mengalami stres terutama pada peristiwa dalam hidup mereka. Remaja dianggap sebagai golongan yang rentan sekali untuk mengalami gangguan fisik ataupun mental. Oleh karena itu, remaja sangat membutuhkan perhatian lebih karena remaja generasi penerus bangsa.

Gen Z merupakan generasi yang terdiri dari anak-anak muda yang lahir antara 1995 hingga 2010. Generasi Z merupakan generasi yang paling tertekan saat ini. Tidak heran, kalau banyak sekali isu kesehatan mental yang menyerang generasi ini.

Masalah kesehatan mental/gangguan mental di Indonesia pada masa ini tergolong sangat tinggi, terutama pada kalangan remaja karena mereka memiliki emosi yang tidak stabil dan belum mempunyai kemampuan yang baik untuk memecahkan suatu masalah yang dihadapi.

Gangguan mental adalah suatu kelainan yang berdampak pada perubahan cara berpikir, emosi, dan perilaku. Penyebab gangguan mental sangatlah luas. Faktor genetik, ketidakseimbangan hormon serta lingkungan juga sangat berpengaruh dalam membentuk kondisi psikis seseorang.

Rasa cemas, stress, dan depresi yang dialami oleh para Gen Z disebabkan oleh berbagai faktor. Faktor tersebut kebanyakan berasal dari lingkungan mereka, seperti kekerasan, pelecehan, kekhawatiran akan ketidakstabilan keuangan, politik dan juga media social.

Di negara kita sendiri yaitu Indonesia, hal ini menunjukkan bahwa gangguan mental masih merupakan sesuatu yang tabu dan tersembunyi di masyarakat kita. Padahal, hal tersebut bukanlah sesuatu yang dapat kita remehkan begitu saja. Hal ini perlu dilakukan penelitian dan riset dari para peneliti.

Kesehatan mental/gangguan mental dialami oleh remaja tentulah sangat memprihatinkan. Berbagai masyarakat yang berpikir bahwa mereka yang depresi hanyalah semata-mata karena ketakutan saja serta mampu dihilangkan dengan mudah yaitu hanya berpikir positif saja. Apalagi yang beragama muslim, pasti mereka menyuruh untuk beribadah. Pemahaman tersebut telah menjadi kultur di rakyat kita, Indonesia.

Gejala paling umum yang dirasakan orang yang mengalami gangguan mental adalah gampang merasa sedih, cepat merasa cemas, dan gelisah dalam waktu yang lama, acuh terhadap orang lain, seperti karir, pendidikan, dan suka menghakimi terhadap diri sendiri. Dalam kasus ini, seorang remaja dapat dengan mudah mengalami panik, melukai diri sendiri baik dengan benda tumpul maupun tajam, serta berkeinginan bunuh diri.

Gangguan mental selalu diasumsikan dengan orang gila yang berteriak seenaknya di jalan, atau wanita yang berduka bertahun-tahun karena kepergian mendiang suaminya. Padahal, gangguan mental mampu menjadi lebih dekat daripada yang kita kira.

Saat kesehatan mental remaja terjadi, bisa dilihat tanda-tandanya seperti terlihat kurang bersemangat, nafsu makan yang berkurang, pola tidur yang terganggu/susah tidur, dan juga khawatir yang sangat berlebihan.

Jika anak remaja tiba-tiba bertingkah laku tidak wajar, seperti memberontak, mengamuk, mudah tersinggung, atau kembali seperti anak kecil lagi. bisa saja ini menjadi ciri-ciri anak tersebut mengalami gangguan mental. Yang dapat dilakukan untuk mengatasi kesehatan mental pada anak dengan memberikan pengertian pada anak untuk bisa menyadari bahwa suatu kecemasan adalah hal yang wajar. Kecemasan yang dialami remaja adalah hal normal dan sehat yang bisa membuat kita waspada terhadap ancaman, dan membantu kita untuk mengambil tindakan untuk melindungi diri.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline