Teori behaviorisme menekankan pentingnya pengaruh lingkungan terhadap perilaku individu. Salah satu konsep utama dalam teori ini adalah penguatan positif, yang dapat berupa pujian atau hadiah yang diterima seseorang setelah melakukan tindakan yang diinginkan. Dalam konteks perkembangan diri, pengalaman masa kecil yang penuh pujian telah memberikan dampak signifikan hingga saat ini.
Saat beranjak masa remaja sering merenungkan bagaimana pengalaman masa kecil membentuk siapa pada waktu sekarang. Salah satu elemen paling signifikan dalam perkembangan adalah penguatan positif yang diterima dari orang tua dan lingkungan sekitar. Pengalaman tersebut sangat terkait dengan prinsip-prinsip behaviorisme, di mana tindakan baik akan selalu diiringi dengan pujian yang memotivasi.
Ketika masih anak-anak, dapat dilihat dari kehidupan sehari-hari lingkungan terdekat yang sangat mudah memengaruhi, contohnya kegiatan di rumah. Ketika mengamati ibu telaten bangun pagi, mencuci piring dan mencuci baju sedangkan kakak yang rajin belajar, mengepel, menyapu. Melihat mereka bekerja, dapat membawa rasa tertarik untuk ikut serta. Saat mencoba membantu, meskipun hanya sekadar merapikan mainan atau mengelap meja, ibu ataupun orang terdekat yang memberikan pujian. "Bagus sekali, kamu sudah membantu!" katanya dengan senyuman yang hangat. Pujian tersebut dapat memberikan rasa dihargai dan mendorong untuk melakukan lebih banyak hal positif.
Setiap kali mendapatkan pujian, tersedia ruang untuk merasakan dorongan untuk terus berbuat baik. Ini menjadi penguatan positif yang dapat mengajarkan bahwa usaha tersebut tidak sia-sia. Belajar melalui tindakan baik bahkan sekecil apapun dapat mendapatkan pengakuan. Rasa percaya diri terus berkembang seiring bertambahnya usia. Ketika beranjak remaja, pujian semakin menambah motivasi untuk berada dalam hal baik dalam bidang pendidikan ataupun bidang sosial.
Masa remaja dipenuhi dengan berbagai tantangan, tetapi penguatan positif dapat selalu menjadi pegangan. Ketika berhasil mendapatkan nilai baik dalam ujian atau berhasil mencapai hal baik, pujian dari orang tua dan orang terdekat menjadi hal yang sangat berarti. "Kami bangga padamu, teruskan usaha kerasmu!" kata mereka. Kalimat-kalimat ini tidak hanya memberi motivasi, tetapi juga menanamkan rasa tanggung jawab untuk terus berusaha.
Kini di masa perkuliahan dapat digunakan sebagai dorongan membawa nilai-nilai tersebut ke dalam kehidupan sehari-hari. Seperti memberikan dukungan kepada diri sendiri ataupun teman-teman yang berhasil menyelesaikan dalam tugas atau proyek, pujian memang harus diucapkan tetapi itu membuat dorongan mencapai grow up bermanfaat dimasa mendatang. Mengapa demikian? Sebab memberi rasa percaya bahwa penguatan positif dapat menciptakan lingkungan yang mendukung dan mendorong orang lain untuk berprestasi,belajar dan berusaha. Melalui pujian, dapat membantu orang lain merasa dihargai. Sama hal nya seperti pada masa kecil, ketika melakukan kegiatan rumah sekecil apapun itu pasti orang terdekat memberi pujian.
Hal tersebut mengingatkan bahwa pengalaman masa kecil dapat membentuk karakter dan sikap untuk masa sekarang. Pujian yang diterima bukan hanya sekadar kata-kata, tetapi juga menjadi fondasi bagi kepercayaan diri dan motivasi. Sehingga berkomitmen untuk meneruskan sikap ini, tidak hanya untuk diri sendiri tetapi juga untuk membantu orang lain berkembang yang bahkan tidak akan membuat rugi.
Dengan cara ini, berharap dapat menciptakan dampak positif, seperti yang pernah dilakukan dan diterima di masa kecil. Kesadaran memberi pujian akan memberikan penguatan positif bukan hanya untuk individu, tetapi juga untuk membangun komunitas yang saling mendukung. Pujian yang diterima di masa lalu dapat membentuk menjadi pribadi yang lebih baik dan bertekad untuk meneruskan warisan itu dalam setiap langkah ke depan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H