Lihat ke Halaman Asli

Dinda Nurayu

Mahasiswa

Seni Terintegrasi Antara Musik dan Aktor dalam Pengadeganan Naskah Drama

Diperbarui: 4 Desember 2020   22:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Apa itu seni terintegrasi?

Dalam KBBI V daring bahwa integrasi adalah pembauran hingga menjadi kesatuan yang utuh dan bulat. Sedangkan pengertian dari seni adalah karya yang diciptakan dengan keahlian yang luar biasa.

Lalu kaitannya apa antara seni dengan integritas? keterkaitannya terletak pada naskah drama, karena naskah drama merupakan suatu karya sastra yang dalam menuliskanya membutuhkan pemikiran yang intelektual bagaikan roh halus yang dapat menjiwai penonton agar dapat menikmati hasilnya secara nyata dalam panggung dan terkandung nilai-nilai moral yang tinggi.

Tentu hal ini, merupakan suatu keahlian seorang penulis yang tak biasa atau bukan kaleng-kaleng tapi yang sudah memiliki wawasan yang luas dan peka dalam segala hal baik itu sosial, politik, ekonomi, budaya, masyarakat dan lingkungan sekitar. Biasanya penulis naskah drama juga memimpin sebagai seorang sutradara yang bertanggung jawab atas pertunjukkan atau pementasan yang sedang dikelolanya.

Jadi seni terintegrasi ini merupakan istilah yang dapat disesuaikan dengan penamaan teater. Karena teater merupakan sebuah pementasan yang melibatkan unsur-unsur drama yang terintegrasi atau saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Di antara unsur-unsur drama yaitu adanya pemain, sutradara teknisi panggung dan penonton yang tak lepas semua itu dengan adanya sarana pendukung dan komposisi pementasan seperti kostum, tata rias, pencahayaan, tata suara dan ilustrasi musik agar terlihat hidup dalam suatu pementasan. Inilah yang disebut teater atau drama.

Seni terintegrasi itu akan hadir bersamaan dengan munculnya seorang penulis yang sudah memiliki keahlian yang menghasilkan suatu karya yang mengedepankan pentingnya sebuah sastra yang dapat mempengaruhi orang-orang yang disekitarnya dengan rela meluangkan waktunya untuk menuliskan suatu bangsa pada zamannnya yang bernilai pada situasi aktual yang ada di masyarakatnya sebagai bentuk dalam memajukan peradabannya. 

Namun tidak jauh berbeda dengan penulis naskah drama, yang dimana penulis naskah drama akan tergambar bagus atau tidaknya sebuah tulisan jika tulisan itu dapat dipentaskan secara nyata di atas panggung, dengan begitu menulis naskah drama bukan sesuatu yang mudah sebagaimana menulis fiksi, melainkan juga penulis naskah harus memikirkan bagaimana cerita yang dibuat itu dapat terlihat nyata di atas panggung baik itu dari segi tokoh dalam cerita saat memerankannya, tata letak panggung sesuai adegan ceritanya dengan posisi aktornya, dan komposisi sarana pendukung yang dibutuhkan dalam suatu pertunjukkan perlu dipikirkan secara matang. Inilah yang menjadikannya suatu karya yang luar biasa yang berbeda dengan karya fiksi.

Lalu modal apa saja yang diperlukan seorang penulis naskah drama itu ?

Menurut Bang Bode Riswandi dalam kegiatan workshop yang saya ikuti, diselenggarakan oleh teater zat UNJ ini mengatakan terdapat dua modal utama yaitu pertama penulis itu kaya akan kemampuan berimajinasi, yang tentunya suatu imajinasi akan terdukung jika seorang penulis memiliki kecerdasan  dalam membaca logika dari segala aspek kesosialan yang sedang terjadi di masayarakat dan memiliki pengalaman internal pada dirinya sendiri serta yang kedua menempatkan sudut pandang out of the box (sudut pandang yang berbeda) seperti adaanya selimut identitas yang tidak mudah diterka atau ditebak orang saat suatu alur itu mengalami awal konflik hingga alur klimaks yang dapat memunculkan rasa penasaran penonton sampai di titik akhir cerita. Tentunya juga tidak terlepas dari membayangkan panggung, dan artistik lainnya. 

Naskah yang sudah dipentaskan dengan mendapatkan kesan yang baik dari penonton itulah naskah yang berhasil dengan suatu hasil pementasan yang baik pula. Hal tersebut dapat saya berikan contoh naskah drama yang dibuat oleh Dolfry Inda Suri & Rudolf Puspa dengan judul "Sang Saka" dalam kegiatan workshop yang saya ikuti, bang Rudolf menjelaskan bahwa naskah ini mengikuti kejadian umum yang biasa dilakukan oleh manusia di era modern ini yaitu tak luputnya bergantung dengan media sosial sebagai suatu komunikasi yang dengan cepat informasi dapat tersebar dengan mudah juga memperoleh informasi baru dengan satu alat dalam genggaman tangan setiap manusia. 

Dimana itu merupakan suatu situasi yang nyata yang terjadi di masyarakat dalam penggunaan media sosial dan mudah pula terjadinya berita hoax dengan memberikan alur cerita dari watak tokoh yang menggelitik. Namun inti cerita dalam naskah tersebut bukanlah demikian melainkan "Sang Saka" memberi kesadaran baru bahwa kekayaan terbesar manusia adalah adanya keberagaman yang justru menjadi kekuatan bagi sebuah bangsa merdeka yang besar.  

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline