Lihat ke Halaman Asli

Dinda Melanie

Mahasiswa

Erick Erickson

Diperbarui: 19 November 2024   19:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Teori Psikososial Erik Erikson: Pemahaman Perkembangan Manusia

Erik Erikson adalah seorang psikolog perkembangan terkenal yang memperkenalkan teori psikososial. Teorinya menjelaskan perkembangan manusia melalui delapan tahap kehidupan, dari bayi hingga usia tua. Berbeda dengan Sigmund Freud yang menekankan aspek biologis, Erikson lebih fokus pada interaksi sosial dan pengaruh lingkungan dalam membentuk identitas individu.

Tahap-Tahap Perkembangan Psikososial

Teori Erikson mencakup delapan tahap utama, masing-masing dengan konflik atau krisis psikososial yang harus diselesaikan untuk mencapai perkembangan yang sehat:

1. Kepercayaan vs Ketidakpercayaan (Infancy: 0-1 tahun)
Pada tahap ini, bayi mengembangkan rasa percaya kepada pengasuhnya jika kebutuhan dasar mereka terpenuhi secara konsisten. Jika tidak, mereka dapat mengembangkan rasa ketidakpercayaan terhadap dunia.

2. Otonomi vs Rasa Malu dan Ragu (Toddlerhood: 1-3 tahun)
Anak-anak mulai mengeksplorasi dunia dan mengembangkan rasa otonomi. Dukungan yang positif akan meningkatkan kepercayaan diri, sementara kritik berlebihan dapat memicu rasa malu dan keraguan.

3. Inisiatif vs Rasa Bersalah (Preschool: 3-6 tahun)
Anak-anak mulai menginisiasi aktivitas dan proyek. Dukungan terhadap kreativitas mereka meningkatkan rasa inisiatif, sedangkan penghukuman berlebihan dapat menyebabkan rasa bersalah.

4. Kerajinan vs Inferioritas (Middle Childhood: 6-12 tahun)
Pada usia sekolah, anak-anak belajar keterampilan baru dan berusaha mencapai prestasi. Dukungan sosial mendorong mereka merasa kompeten, sementara kegagalan terus-menerus dapat membuat mereka merasa inferior.

5. Identitas vs Kebingungan Peran (Adolescence: 12-18 tahun)
Remaja mencari identitas dan mencoba memahami siapa diri mereka. Keberhasilan di tahap ini menghasilkan rasa identitas yang kuat, sedangkan kegagalan dapat memicu kebingungan peran.

6. Keintiman vs Isolasi (Young Adulthood: 18-40 tahun)
Orang dewasa muda berfokus pada pembentukan hubungan intim. Jika berhasil, mereka dapat menjalin hubungan yang erat; kegagalan dapat menyebabkan isolasi sosial.

7. Generativitas vs Stagnasi (Middle Adulthood: 40-65 tahun)
Orang dewasa paruh baya berusaha memberikan kontribusi kepada generasi berikutnya melalui pekerjaan atau pengasuhan. Ketidakberhasilan dalam tahap ini dapat menyebabkan rasa stagnasi atau ketidakpuasan hidup.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline