Lihat ke Halaman Asli

Dinda Mayang Saputri

Mahasiswa PPG Prajabatan Gelombang 2

Daya Cipta, Rasa, dan Karsa dalam Kebhinekatunggalikaan di SMP Negeri 3 Madiun

Diperbarui: 22 Januari 2023   08:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok SMPN 3 MadiunJl. RA.Kartini No.6, Madiun Lor, Kec. Manguharjo, Kota Madiun, Jawa Timur 63122 

Soal: Mahasiswa mengobservasi secara kritis tanda dan simbol yang ada di ekosistem sekolah dan proses pembelajaran tentang penghargaan dan penghayatan terhadap kebhinekatunggalikaan

Manusia Indonesia bagi Saya - Pengabdian Tak Terhenti

Hasil observasi mengenai tanda dan simbol yang ada di ekosistem sekolah dan proses pembelajaran tentang penghargaan dan penghayatan terhadap kebhinekatunggalikaan di SMP Negeri 3 Madiun yakni telah nampak mengenai proses pembelajaran tentang penghargaan dan penghayatan terhadap kebhinekatunggalikaan. 

Hal tersebut dapat dilihat dari perbedaan agama peserta didik yakni agama islam dan agama Kristen. Dengan adanya keragaman dari agama justru mengajarkan arti toleransi terhadap sesama dan saling menghargai antar umat beragama sehingga hal tersebut juga dapat di jadikan contoh terhadap peserta didiknya bahwa pentingnya saling menghargai.

Banyak pula simbol penghargaan dan penghayatan terhadap kebhinekatunggalikaan sebagai bentuk penguatan identitas Manusia Indonesia yang ada di sekolah. Di SMP Negeri 3 Madiun, yang menunjukkan identitas Manusia Indonesia. 

Misalnya di setiap ruang kelas terdapat foto Garuda Pancasila yang dipasang di atas papan tulis bagian tengah dan disampingnya terdapat foto presiden dan wakil presiden yang menjabat saat ini. Ini merupakan salah satu bentuk sekolah menjunjung tinggi lambang negara yang digunakan sebagai tuntunan dalam hidup    berbangsa dan bernegara. Warga sekolah diingatkan bahwa Garuda Pancasila merupakan lambang negara sekaligus identitas kita sebagai warga negara Indonesia. 

Di pojok baca kelas terdapat buku mengenai  pemangku agama dan tempat ibadah yang ada di Indonesia, pakaian adat daerah, rumah adat, senjata tradisional, perkembangan sejarah Indonesia, ATLAS dan lain-lain. Ini merupakan salah satu bentuk pengenalan kepada peserta didik bahwa kita sebagai Manusia Indonesia memiliki keanekaragaman suku, adat, budaya, bahasa dan lain-lain. 

Membiasakan menyanyikan lagu nasional, salaman dengan bapak ibu guru setiap pagi  dan melafalkan Pancasila selalu diterapkan setiap hari. Ini juga merupakan bentuk atau simbol yang menunjukkan bahwa Manusia Indonesia adalah orang yang sopan, santun, ramah, cinta tanah air dan lain-lain yang sudah dibiasakan kepada anak sejak kecil. Pembelajaran yang memberikan kebebasan pesertadidik untuk berpendapat sesuai dengan nilai Pancasila sila ke-4. Hal ini juga sesuai dengan kurikulum yang berlaku saat ini yaitu Kurikulum Merdeka yang menjunjung tinggi merdeka belajar.

Setiap pagi dilakukan pra KBM selama 20 menit dengan berbagai agenda yang berbeda. Misalnya, pembelajaran budaya Jawa, materi keagaamaan dll. Peserta didik membuat notulen di buku mereka masing-masing. Sebelum jam istirahat, semua masyarakat sekolah diminta berdiri untuk menyanyikan lagu Indonesia Raya ataupun melafalkan Pancasila. 

Ketika sudah memasuki waktu sholat, anak-anak dan Bapak Ibu guru diperkenankan untuk melakukan sholat Dhuhur berjamaan di mushola sekolah. Setelah pembelajaran selesai dilaksanakan, sebelum pulang anak-anak dan bapak ibu guru dipandu dari server melakukan bersih bersama dan doa bersama sebagai ucapan rasa syukur atas kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.

Dokumentasi ruang kelas ada simbol garuda Pancasila  dan foto presiden wakil presiden/dokpri

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline