Lihat ke Halaman Asli

"Memperkuat Sektor Pertanian Untuk Mencapai Keamanan Pangan Dan Pembangunan Ekonomi Pedesaan Yang Berkelanjutan"

Diperbarui: 3 April 2024   22:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Assalamualaikum semuanya ...                                                                                                                                                                                                           Salam Sejahtera untuk kita semua, semoga kita selalu di Karuniai hal hal baik di dunia, aamiin 

perkenalkan nama saya dinda ...                                                                                                                                                                                                               Ijinkan saya untuk menulis opini yang saya buat ini, semoga apa yg saya tulis bisa menjadi gambaran ataupun bisa menjadi penambah pembelajaran yang di pelajari

Opini yang saya buat ini yang berjudul "Memperkuat Sektor Pertanian Untuk Mencapai Keamanan Pangan Dan Pembangunan Ekonomi Pedesaan Yang Berkelanjutan" 

Baik, jadi Pertanian berkelanjutan telah menjadi tema penting pembangunan pada skala global dan nasional. Pada skala global, pertanian berkelanjutan menjadi penting karena pertanian merupakan sumber utama makanan bagi kebanyakan orang di dunia, dan pertanian selama ini juga merupakan salah satu penyumbang utama emisi gas rumah kaca. Jika tidak dikelola dengan baik, pertanian dapat menyebabkan kerusakan lingkungan dan mengurangi produktivitas lahan di masa depan. Dalam pandangan Subejo, S.P., M.Sc., Ph.D, dosen Program Studi Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian, Faperta UGM, pembangunan pertanian berkelanjutan dianggap penting karena untuk memenuhi kebutuhan makanan yang terus meningkat di tengah pertumbuhan penduduk yang cepat, serta untuk mengurangi dampak lingkungan yang negatif dari pertanian. 

Di tingkat nasional, katanya, pertanian berkelanjutan merupakan salah satu prioritas pembangunan untuk memperkuat ekonomi nasional dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. "Pemerintah sering mengeluarkan kebijakan dan program untuk mendorong pertanian berkelanjutan, termasuk melalui pemberian bantuan keuangan kepada petani, pengembangan teknologi pertanian yang ramah lingkungan dan peningkatan akses kepada informasi dan pelatihan bagi petani," katanya di Fakultas Pertanian UGM, Senin (3/4). Subejo berpendapat bonus demografi di Indonesia yang telah terjadi sejak tahun 1990-an dan diperkirakan akan berlangsung hingga tahun 2030-an menjadi tantangan sekaligus peluang. Dinilai sebagai peluang bagi Indonesia karena diharapkan mampu meningkatkan produktivitas dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Bonus demografi ini tentunya juga harus diimbangi dengan jaminan ketersediaan pangan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan makanan masyarakat yang semakin meningkat. "Ketersediaan pangan yang cukup sangat penting untuk menjamin kesehatan dan gizi yang baik bagi masyarakat, serta untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang sehat," katanya. Menurut Subejo untuk memastikan ketersediaan pangan yang cukup di Indonesia diperlukan upaya-upaya yang terintegrasi, termasuk peningkatan produktivitas pertanian, pengembangan agribisnis yang inklusif dan berkelanjutan, serta peningkatan akses kepada informasi dan teknologi pertanian bagi petani. Diperlukan juga kebijakan yang mengatur distribusi pangan yang adil dan efisien, serta program-program kesejahteraan yang menjamin ketersediaan pangan bagi kelompok masyarakat yang paling rentan. 

Dalam upaya memastikan penyediaan pangan yang cukup dan sehat bagi masyarakat diperlukan langkah-langkah terintegrasi untuk menjaga kualitas lingkungan dan meningkatkan daya dukung lahan pertanian. Dalam hal ini termasuk penggunaan teknik pertanian yang ramah lingkungan, seperti pertanian organik, agroforestry, dan pertanian konservasi, serta pengelolaan air yang efisien. Juga dalam hal penggunaan pestisida dan pupuk yang tepat dinilai penting untuk menjaga kualitas air, tanah, dan makanan yang dihasilkan. "Di sinilah diperlukan kesadaran petani mengenai pertanian berkelanjutan dan ramah lingkungan yang menjadi faktor penting dalam upaya meningkatkan kualitas pertanian dan menjaga keberlangsungan usaha pertanian di masa yang akan datang," paparnya. Untuk itu perlu adanya upaya edukasi dan pelatihan yang tepat sasaran. Penyuluh pertanian dan pihak-pihak terkait lainnya dapat memberikan edukasi kepada petani tentang manfaat pertanian berkelanjutan dan ramah lingkungan bagi keberlangsungan usaha pertanian di masa yang akan datang, serta memberikan informasi tentang teknik pertanian yang ramah lingkungan yang dapat diterapkan di lahan pertanian petani. Subejo menuturkan petani umumnya bersikap realistis dalam mengadopsi teknologi pertanian karena mereka mempertimbangkan berbagai faktor yang dapat memengaruhi keberhasilan usaha pertanian yang dijalankan. 

Petani akan lebih tertarik untuk mengadopsi teknologi pertanian yang dianggap dapat meningkatkan produktivitas pertanian dan pendapatan mereka di masa yang akan datang. Iapun menandaskan beberapa faktor yang perlu diperhatikan oleh petani dalam mengadopsi teknologi pertanian antara lain biaya yang dibutuhkan untuk mengadopsi teknologi pertanian, pendapatan yang dihasilkan dari mengadopsi teknologi, kondisi lingkungan dan iklim, dan ketersediaan sumber daya, serta kebiasaan dan tradisi yang telah ada. "Sangat perlu upaya edukasi dan pelatihan yang tepat sasaran agar petani dapat memahami manfaat teknologi pertanian yang ramah lingkungan bagi keberlangsungan usaha mereka," terangnya. Secara hakiki pertanian berkelanjutan dianggap penting karena untuk memenuhi kebutuhan makanan yang terus meningkat di tengah pertumbuhan penduduk yang cepat, serta untuk mengurangi dampak lingkungan yang negatif dari pertanian. Dengan demikian, pertanian berkelanjutan dapat membantu menjamin stabilitas pangan masa depan. Meski begitu, ia menjelaskan  masih ada tantangan-tantangan lain yang harus dihadapi dalam menjamin stabilitas pangan, seperti perubahan iklim, perubahan kebiasaan konsumsi, dan fluktuasi harga. Bagaimana mengupayakan agar para petani memiliki kemampuan adaptasi terhadap perubahan iklim, dan memperkuat sistem-sistem pemasaran yang transparan dan efisien. "Saya kira perlu adanya dukungan dari pemerintah dan pihak-pihak terkait agar petani lebih tertarik untuk mengadopsi teknik pertanian ramah lingkungan. Dukungan tersebut dapat berupa insentif atau bantuan teknis yang diberikan kepada petani yang menerapkan teknik pertanian ramah lingkungan di lahan pertanian mereka," jelasnya. 

Subejo berpendapat hasil kajian kerjasama antara Tim Peneliti Fakultas Pertanian UGM dengan PT Pupuk Indonesia menyebut salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah melalui Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Pemerintah dengan BUMN yang dimilikinya dapat berperan dalam mendorong pertanian berkelanjutan. PT Pupuk Indonesia (Persero) sebagai salah satu perusahaan BUMN  yang bergerak di bidang pertanian diharapkan berperan dalam produksi pupuk kimia dan pupuk organik, serta menyediakan beragam solusi nutrisi untuk pertanian yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas tanaman dan kualitas hasil pertanian. "Diharapkan PT Pupuk Indonesia dapat memainkan peran penting dalam mendukung stabilisasi pangan yang berkelanjutan di Indonesia melalui beberapa cara," paparnya. Melalui PT Pupuk Indonesia (Persero) dapat menyediakan pupuk yang berkualitas tinggi, dan PT Pupuk Indonesia dapat terus mengembangkan pupuk yang berkualitas tinggi dan memberikan informasi kepada petani tentang cara menggunakan pupuk tersebut dengan benar. Selain itu mereka pun dapat memberikan edukasi kepada petani tentang teknik pertanian yang efisien seperti penggunaan teknologi pertanian yang ramah lingkungan dan sistem tanam yang sesuai dengan kondisi lokal. "Dengan demikian, petani dapat meningkatkan produktivitas tanaman mereka dan memenuhi kebutuhan pangan masyarakat," imbuhnya. Pembangunan pertanian berperan strategis dalam perekonomian nasional. 

Peran strategis tersebut ditunjukkan oleh perannya dalam pembentukan kapital, penyediaan bahan pangan, bahan baku industri, pakan dan bioenergi, penyerap tenaga kerja, sumber devisa negara, dan sumber pendapatan, serta pelestarian lingkungan melalui praktek usaha tani yang ramah lingkungan. Pembangunan pertanian di Indonesia diarahkan menuju pembangunan pertanian yang berkelanjutan (sustainable agriculture), sebagai bagian dari implementasi pembangunan berkelanjutan (sustainable development). Pembangunan pertanian (termasuk pembangunan perdesaan) yang berkelanjutan merupakan isu penting strategis yang menjadi perhatian dan pembicaraan di semua negara. Salah satu tantangan pembangunan pertanian ke depan adalah mempertahankan keberlanjutan untuk mewujudkan kedaulatan pangan dan kesejahteraan petani. Perspektif pertanian berkelanjutan perlu ditempuh mengingat jumlah penduduk Indonesia yang sangat besar sementara sumberdaya alam sangat terbatas. Selain itu, pencapaian pertanian berkelanjutan sudah menjadi komitmen negara dalam rangka menerapkan Sustainable Development Goals (SDGs). Wacana praktek pertanian berkelanjutan memang ideal, namun dimensi cakupan kepentingan pertanian berkelanjutan oleh empat golongan masyarakat (ahli agronomi, ahli lingkungan, pelaku pasar, dan petani) tersebut berbeda dan substansi pemaknaannya juga berbeda. Ke empat golongan tersebut menekankan terjaminnya kelestarian fungsi sumberdaya lahan dan lingkungan. 

Pertanian berkelanjutan bukan pilihan tetapi adalah keharusan tidak saja karena bagian dari kewajiban mematuhi komitmen SDGs, tetapi, yang lebih penting lagi karena memang urgen bagi Indonesia. Kelestarian sumberdaya lahan pertanian dan mutu lingkungan serta keberlanjutan sistem produksi merupakan hal yang kritikal bagi usaha pertanian di negara tropis, termasuk Indonesia. Curah hujan yang besar pada musim hujan berdampak terhadap kerusakan lahan sebagai akibat erosi permukaan, menjadikan lahan pertanian kehilangan lapisan olah dan hara tanah, terutama pada lahan brerbukit dan berlereng. Praktik usahatani yang sangat intensif juga menghalangi terjadinya proses pengembalian sisa tanaman dan bahan organik ke dalam tanah, disamping mengakibatkan terjadinya penambangan hara tanah. Penggunaan sarana agrokimia yang berdosis tinggi telah mengubah keseimbangan ekosistem, mencemarkan air dan tanah, serta meningkatkan intensitas gangguan hama penyakit. Hal-hal tersebut mengancam kerberlanjutan sistem produksi pertanian (Sumarno, 2018). 

Pertanian modern (revolusi hijau) diakui telah membawa kemajuan pesat bagi pembangunan pertanian. Sistem ini telah berhasil merubah wajah pertanian dunia, tak terkecuali Indonesia. Dalam beberapa dekade terakhir telah terjadi peningkatan produksi pertanian yang cukup signifikan sebagai hasil dari revolusi hijau. Di balik kesuksesannya, tidak dapat dipungkiri ternyata revolusi hijau juga membawa dampak negatif bagi lingkungan. Maraknya penggunaan pupuk anorganik, pestisida, herbisida dan intensifnya eksploitasi lahan dalam jangka panjang membawa konsekuensi berupa kerusakan lingkungan, mulai dari tanah, air, udara maupun makhluk hidup (Wulansari, 2020). Penggunaan bahan-bahan kimia sintetis tersebut berimplikasi pada rusaknya struktur tanah dan musnahnya mikroba tanah sehingga dari hari ke hari lahan pertanian menjadi semakin kritis. Praktek praktek pertanian modern yang dilakukan dengan tidak bijak mengakibatkan pencemaran lingkungan, keracunan, panyakit dan kematian pada makhluk hidup.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline