https://www.bing.com/images/search?q=Self+Awarenes&FORM=IRIBIP
Pada materi sebelumnya kita sudah membahas secara singkat tentang apa itu Sosial Emotional Learning. Nah pada kali ini kita akan membahas Self awareness yang merupakan salah satu pembagian dari Sosial Emotional Learning. Yuk kita pelajari lebih lanjut !!!
Masa sekolah dasa merupakan masa yang paling menyenangkan bagi anak-anak karena di masa itu juga anak dapat menemukan teman baru, menemukan lingkungan yang baru, menemukan kosa kata baru yang diberikan oleh guru, dan banyak menemukan perubahan baru yang awalnya belum bisa menjadi bisa. Terkadang anak-anak asyik bermain dalam kelas, seperti bermain lari-lari dengannya sehingga tidak sengaja ada yang tersandung kaki temannya terjatuh dan mengalami luka pada bagian tubuhnya. Lalu temannya meminnya maaf karena tidak sengaja. Hal ini merupakan contoh kesadan diri yang baik karena temannya mau meminta maaf karena ketidak sengajaan menjatuhkan temannya. Sedangkan temannya satunya yag terjatuh mengalami kesakitan karena ada luka pada bagian tubuhnya.
self Awareness, self sendiri dalam kamus bahasa inggris berarti diri. Self disini berarti pola pengataman dan penilaian terhadap diri sendiri mengenai suatu objek maupun subjek. Sedangkan self dalam psikologi mempunyai arti yaitu sikap dan perasaan seseorang terhadap dirinya sendiri yang menguasai penyesuaian diri dan tingkah laku.
Pendapat mengenai Teori modern mengenai self ada sesuatu yang mengatu yang mengatur perbuatan manusia. Teori self menunjukkan suatu usaha yang sungguh-sungguh mengenai konsep diri hal ini di lakukan melakui penyelidikan mengenai tingkah laku. Sedangkan awareness sendiri berarti kesadaran atau keadaan untuk mengetahui peristiwa-peristiwa yang terjadi pada lingkungan internal.
Menurut salsa (2007) self awareness berarti kesadaran/ kesiapan pada setiap peristiwa yang terjadi di lingkungan sekitar dan peristiwa kognitif yang meliputi pikiran, perasaan fisik, dan memori. Fungsi self awereness sendiri menurut salsa (2007) adalah konteks-setting. Yaitu fungsi pendekatan stimulus yang datang pada memori, fungsi adaptasi, fungsi prioritas, fungsi rektutmen, dan kontrol, fungsi pengorganisasian dan lain-lain.
Model yang diperkenalkan dalam buku Carla Tantillo Philibert (Philibert, 2018) menggunakan pendekatan The Mindful Practices atau latihan kesadaran. Pendekatan tersebut merupakan salah satu alat untuk mengimplementasikan program SEL. Di bawah ini terdapat empat kompetensinya, yaitu:
- Kesadaran diri (Self-awareness): harga diri (Self-esteem) , kesadaran tubuh (Body-awareness), tanggung jawab pribadi , kesadaran dan pemahaman pilihan emosional.
- Peraturan diri (Self-regulation): adaptasi , mengekspresikan emosi , mengelola stres , kemarahan dan kecemasan , pemecahan masalah , penyelidikan diri , keterampilan dan pengambilan keputusan.
- Kepekaan sosial (Social-awareness): aktif mendengarkan , empati , dan community building.
- Efikasi diri (Self-efficacy) dan keharmonisan sosial (Social-harmony): kepemimpinan mengelola kerentanan, kolaborasi, kerja sama tim, pengaruh diri sendiri dan orang lain memahami hubungan dengan diri sendiri dan orang lain, beroperasi dengan kasih sayang terhadap diri sendiri dan orang lain.
Diri kita memberi kemampuan untuk mengamati, merespons, dan mengarahkan perilaku kita sendiri dan membedakan kita masing-masing sebagai individu yang unik, berbeda dari orang lain. Perubahan kognitif mendasar ini memfasilitasi banyak perubahan lain dalam perkembangan sosial. (Crandell, 2012)
Sebelumnya kita harus tahu untuk mengendalikan perilaku emosional kita harus tahu emosi apa yang kita rasakan. Self awareness adalah perhatian yang berlangsung ketika seseorang mencoba memahami pada internal dirinya. John D. Mayer mengatakan terdapat 3 hal yang di lakukan dalam menghadapi emosinya yaitu :
- Terbebani (Engulfed) :Tipe ini tenggelam dalam emosionalnya sendiri sehingga sulit dan susah keluar dari emosinya sendiri sehingga menyebabkan susah terkontrol.
- Menerima (Aceppting) :Pada tipe ini sebenarnya orang tersebut paham apa yang di rasakan tentang emosinya pada saat itu, akan tetapi orang tersebut menerima emosi yang baru muncul sehingga orang tersebut beradaptasi dengan munculnya emosi yang baru dan mengikuti tersebut.
- Sadar diri (Self Awareness) :Pada tipe ini orang sudah paham tentang emosi pada dirinya sendiri. Mengetahui batas-batas dan norma apa yang boleh di lakukan atau tida dan mulai berfikir untuk mengelola emosinya. Jika hal tersebut positif maka orang tersebut akan menghasilkan sebuah emosi yang senang dan gembira.
Dari uraian tersebut seudah jelas bahwa dengan pengendalian diri kita lebih mudah untuk mengontrol emosi kita dan yang dihasilkan akan menghasilkan hal yang positif untuk kedepannya. oleh sebab itu pengajaran self awareness kepada anak usia dini sangat dibutuhkan untuk mengendalikan emosinya dan membuahkan hasil yang baik.
Menbangun Self Awareness
kesadaran diri dapat di bangun dengan mengendalikan otak yang dinamakan dengan Neokorteks. ini berkaitan dengan otak yang berkaitan dengan Bahasa pada tubuh yang digerakkan melalui otak. Cara yang bias dilakukan sebagai berikut :