Lihat ke Halaman Asli

dinda gita

Mahasiswa Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Wisata Minat Khusus di Bali Kala Pandemi

Diperbarui: 15 Januari 2021   20:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sudah lebih dari satu tahun sejak pertama kali virus Covid-19 itemukan di China. Namun, semakin hari jumlah masyarakat yang terinfeksi virus ini semakin tinggi, dimana menurut Satgas Covid Nasional kenaikan kasus perminggunya hingga 7,9%. 

Adanya pandemi covid-19 berdampak negatif pada hampir seluruh sektor kehidupan, salah satunya adalah pariwisata. Bali sebagai salah satu daerah yang bertumpu pada sektor pariwisata tentunya sangat kesulitan di masa pandemi. 

Menurut berita resmi statistik Bali, penurunan jumlah wisatawan terutama wisatawan asing saat pandemi di Bali jika dibandingkan tahun 2019 sejumlah -99,996%, sehingga saat ini Bali hanya bergantung pada wisatawan lokal.

Menurut pakar kesehatan jiwa UGM, pandemi Covid-19 dapat memunculkan persoalan pada kesehatan mental masyarakat. Kondisi masyarakat yang hampir setahun dirumah saja tentu mengakibatkan masyarakat merasa tertekan dan stress, [EUSM(1] sehingga perlu melakukan aktivitas wisata untuk sekedar melepas penat. 

Namun, untuk menarik wisatawan lokal datang ke Bali bukan merupakan hal yang mudah. Ketakutan masyarakat terhadap penyebaran virus corona merupakan tantangan terbesar bagi pemerintah Bali untuk dapat mendatangkan wisatawan lokal.

Salah satu cara untuk mendapatkan rasa aman ketika berwisata adalah dengan memanfaatkan wisata minat khusus. Wisata ini mungkin masih jarang didengar oleh telinga masyarakat awam, namun wisata minat khusus ini dapat menjadi solusi bagi masyarakat yang ingin berwisata di Bali namun takut akan virus corona. 

Wisata minat khusus merupakan bentuk perjalanan wisata dimana masyarakat melakukan perjalanan agar mendapat pengalaman yang berbeda dari tempat wisata konvensional (mass tourism). 

Berdasarkan pengertian tersebut dapat diketahui bahwa wisata minat khusus ini cenderung meghindari tempat – tempat yang sudah banyak dikunjungi ataupun aktivitas yang sering dilakukan. 

Tentunya hal tersebut dapat menjadi solusi untuk masyarakat yang ingin melepas penat dengan berwisata, namun tetap merasa aman karena menghindari kerumunan orang ramai. Berikut ini adalah beberapa referensi tempat dan kegiatan wisata minat khusus yang menarik di Bali

Kota Denpasar: 

  • Kawasan Kota Tua Jalan Gajah Mada

Kawasan ini merupakan kawasan kota tua yang terletak pada koridor Jalan Gajah Mada. Pada kawasan ini terdapat gedung yang sudah ada sejak jaman Belanda serta taman tukad badung yang merupakan taman dengan pemandangan sungai.

Something to see: gedung bergaya kuno dan taman tukad badung

Something to do: berfoto disepanjang jalan dengan latar belakang kota tua, berjalan menikmati suasana Kota Tua Gajah Mada, bersantai di taman tukad badung

Something to buy: kopi legendaris yang sudah dijual sejak 1935, kain kebaya khas Bali, jajanan Bali

  • Jelajah Museum Bali

Museum Bali merupakan museum yang terletak di pusat kota Denpasar. Pada museum dengan arsitektur Bali ini terdapat peninggalan – peninggalan sejarah ketika perang Bali serta cerita sejarah yang dituangkan dalam diorama

Something to see: benda peninggalan sejarah ketika perang Bali, bangunan arsitektur khas Bali

Something to do: mempelajari sejarah perang Bali maupun hanya sekedar berfoto karena tempatnya yang unik dan kental dengan budaya Bali

Something to buy: makanan khas Bali yang dijual disekitar museum

Kabupaten Badung

  • Tanah Hyang Healing Centre

Tanah Hyang Healing Centre merupakan salah satu opsi bagi wisatawan untuk mengatasi tekanan – tekanan yang dialami ketika pandemi. Pada kawasan ini, wisatawan dapat melakukan pengobatan tradisional bali serta meditasi.

Something to see: suasana sawah yang indah dan jauh dari keramaian kota

Something to do: wisata spiritual berupa meditasi dan berobat untuk menenangkan jiwa, cocok untuk mengatasi tekanan saat pandemi

Something to buy: produk pengobatan seperti boreh atau scrub tradisional

  • Gunung Payung Cultural Park

Gunung Payung Cultural Park merupakan taman budaya yang terletak di Desa Kutuh, Badung Selatan. Kawasan seluas 20 hektar ini bertujuan untuk mengembangkan budaya lokal.

Something to see: keindahan pemandangan pantai dari atas tebing

Something to do: kegiatan ekstrem paralayang, berfoto dengan latar belakang pantai, serta wisata spiritual di Pura Dhang Hyang Kahyangan

Something to buy: makanan ringan yang terdapat disekitar Gunung Payung Cultural Park

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline