Lihat ke Halaman Asli

Kasus Viral Santri Aceh Disiram Air Cabai oleh Istri Pemimpin Pesantren

Diperbarui: 4 Oktober 2024   23:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://asset2.tstatic.net/medan/foto/bank/images/NASIB-Istri-Pimpinan-Ponpes-Aceh-Siram-Air-Cabai-ke-Santri-Sampai-Menjerit-Kepanasan-Kini-Ditangkap

    Pada Rabu, 2 Oktober 2024, publik dihebohkan oleh beredarnya sebuah video yang menggambarkan seorang anak laki-laki tanpa busana yang terlihat kesakitan dan kepanasan, berusaha meredakan penderitaannya dengan menceburkan diri ke dalam bak mandi. Di sampingnya, neneknya tampak berusaha menenangkannya di tengah situasi yang sangat mengkhawatirkan. Anak tersebut, yang diketahui bernama Teuku Alami, diduga mengalami penyiksaan setelah ketahuan merokok di lingkungan pesantren. Sebagai sanksi, pihak pengurus pesantren mencukur rambutnya dan menyiramnya dengan air cabai. Tindakan tersebut dilakukan oleh istri pimpinan pesantren berinisial NN, yang membuat korban merasakan rasa sakit dan panas yang luar biasa di tubuhnya.

Keluarga Teuku kemudian segera menjemputnya untuk mendapatkan perawatan dari neneknya. Sementara itu, pihak kepolisian dari Polres Aceh Barat telah memulai pemeriksaan terhadap istri pimpinan pesantren tersebut, setelah laporan resmi dari keluarga korban disampaikan pada malam hari, 1 Oktober. Jika terbukti bersalah, NN dapat dijerat dengan Pasal Kekerasan terhadap Anak sesuai dengan Pasal 76.c jo Pasal 80 ayat (1) dari UU Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak.

https://img.inews.co.id/media/600/files/networks/2024/10/02/2bdc0_disiram-air-cabai.jpg

Menurut informasi dari Warta Kota, tindakan penyiraman air cabai ini dipandang sebagai bentuk hukuman karena perilaku merokok santri di pesantren. Selain penyiraman air cabai, korban juga dilaporkan mengalami tindakan penyiksaan lainnya, termasuk pencukuran rambutnya. Saat ini, Teuku Alami tengah dirawat di salah satu rumah sakit di Aceh Barat untuk mendapatkan perawatan medis yang diperlukan. Kejadian ini tentu menyoroti perlunya perhatian serius terhadap perlindungan anak dan penegakan disiplin yang lebih humanis di lembaga pendidikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline