Di suatu pelosok hutan yang sangat jauh dari kota dan keramaian, ada sebuah istana yang sangat megah dan mewah. Di istana itu hidup seorang putri bernama Cerelia. Ia hidup bersama ibu dan ayahnya serta banyak pelayan yang membantu melayani keluarga kecil itu. Ia tidak punya teman sebab kedua orang tuanya tidak memperbolehkan Cerelia untuk pergi keluar istana apalagi pergi ke kota. Orang tua Cerelia memiliki masa lalu yang buruk saat hidup di kota. Oleh karena itu Cerelia tidak diperbolehkan untuk pergi keluar istana karena mereka khawatir akan Cerelia. Walaupun ia ditemani oleh banyak pelayan, ia sering sekali merasa kesepian dan bosan. Ia sering sekali membayangkan keadaan kota dan orang-orang disana. Ia ingin sekali pergi dan berjelajah ke kota.
Setiap ulang tahunnya, orang tua Cerelia selalu membelikan hadiah sesuai yang Cerelia inginkan. Pada ulang tahunnya yang ke 17, Cerelia berkata, "Ibu, Ayah, untuk ulang tahunku tahun ini aku ingin merayakannya di kota." Kedua orang tua Cerelia diam. "Nak, dunia kota itu sangat keras, kamu tidak akan sanggup," ucap Ibu. Cerelia kesal dan bergegas ke kamarnya.
Tiba saatnya ulang tahun Cerelia yang ke 17. Orang tuanya mengadakan pesta yang sangat meriah tetapi Cerelia tetap merasa sendiri. Orang tua Cerelia menhadiahkannya sesuatu yang spesial. "Lia, coba kamu pergi ke halaman belakang," ucap ayahnya. Cerelia kaget dengan apa yang dilihatnya di halaman belakang. Terdapat sebuah kuda berwarna putih bersih setinggi dirinya. Kuda itu ternyata adalah hadiah dari kedua orang tuanya. Ia sangat senang karena memiliki kuda sudah menjadi salah satu impiannya sejak kecil. Ia pun memberi nama kuda itu Gifi.
Setiap hari ia habiskan waktunya untuk bermain dengan Gifi. Suatu hari, ia dan kudanya sedang berjalan-jalan sekitar istana. Saat perjalanan pulang, Cerelia melihat suatu bunga kecil yang sangat indah, ia pun segera turun dari Gifi untuk memetik bunga itu. Namun, setelah Cerelia mencium bau bunga itu, ia merasa pusing, semuanya terlihat gelap.
Beberapa menit kemudian, Cerelia terbangun dan membuka matanya. Ia melihat awan yang sangat banyak tepat di depan matanya. "Apakah aku bermimpi?," ucapnya. Ia melihat ke bawah dan ternyata ia sedang duduk di atas Gifi. "HAH GIFI BISA TERBANG?" ucapnya kaget. "Kamu sudah bangun Lia?" ucap Gifi. "BISA NGOMONG JUGA?" ucap Lia kaget untuk kedua kalinya. "Hehe kamu pasti kaget, iya aku adalah kuda ajaib, aku memiliki kemampuan untuk terbang dan berbicara dengan manusia," balas Gifi. Cerelia terdiam dan tidak bisa berkata-kata.
Tanpa berpikir panjang Cerelia berkata, "Gifi.. aku sangat ingin melihat kota, apakah kamu bisa mengantarku untuk mengelilingi kota?". "Tentu!" balas Gifi. Mereka pun pergi ke kota lalu mengelilingi dan melihat kota dari atas langit. Cerelia merasa sangat senang dan bersyukur karena telah dipertemukan dengan Gifi. Setelah mengelilingi kota, mereka pun kembali ke istana. Setelah masuk ke dalam istana, orang tua Cerelia bingung mengapa anaknya terlihat sangat senang. Tapi mereka tidak penasaran, mereka sangat senang melihat anaknya tersenyum setelah sekian lama.
Setelah kejadian itu, Cerelia jadi sangat sering berkeliling dengan Gifi. Gifi selalu menuruti apapun kemauan Cerelia. Mereka pergi ke gunung, pantai, danau, dan tempat-tempat lainnya. Walaupun hanya bisa melihat tempat-tempat tersebut dari jauh, Cerelia tetap senang karena dapat melihat tempat-tempat impiannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H