Lihat ke Halaman Asli

dindadewi

mahasiswa

Penganiayaan Balita di Daycare Medan Baby sitter Tak Ditahan, Ibu Korban Minta Keadilan

Diperbarui: 3 Desember 2024   21:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kasus penganiayaan balita di Daycare merupakan isu yg serius dan dapat menimbulkan kekhawatiran besar bagi orang tua. Kejadian seperti ini biasanya mengakibatkan kekerasan fisik, verbal, atau kelalaian yg dilakukan oleh pengasuh ditempat penitipan anak. Seorang baby sitter berinisial US (30) telah ditetapkan sebagai tersangka usai ibu korban membuat laporan ke polrestabes Medan.

Meski berstatus tersangka, US hanya dikenakan wajib lapor lantaran ancaman hukumannya di bawah 5 tahun. Ibu korban, Cici anastasya (28) mengaku kecewa dengan keputusan tersebut lantaran kasus penganiayaan terekam kamera CCTV.

Akibat perbuatan US, Korban yg berusia 16 bulan mengalami memar di tubuh hingga trauma. Bahkan korban tak mau makan menggunakan sendok besi karena mulutnya pernah didorong US saat disuapi, Tidak hanya itu korban juga mengalami bentuk penganiayaan seperti dijambak dan dicubit.

Saat diperiksa, US mengaku sudah 8 bulan kerja sebagai pengasuh Daycare. US mengasuh tiga balita dan satu diantaranya menjadi korban penganiayaan. Kepala dinas pemberdayaan perempuan, perlindungan anak, dan keluarga berencana provinsi sumatera utara, Sri suriani purnamawati mendatangi murni daycare usai kasus penganiayaan balita viral.

Dampak dari kasus tersebut seorang anak mengalami Efek seperti

1. Trauma psikologis: Anak bisa mengalami ketakutan, cemas berlebihan, atau perubahan perilaku drastis.

2. Cedera fisik: Tanda-tanda awal cedera fisik seperti memar, luka, atau bekas cengkeraman seringkali.

3. Gangguan perkembangan: Penganiayaan dapat mengganggu perkembangan emosi, sosial, dan kognitif anak.

Anak-anak yang menjadi korban kekerasan dapat mengalami truma selama beberapa tahun atau bahkan seumur hidup. Akibat dampak psikologis dan sosial yang diterimanya, mereka juga akan mengalami kesulitan berinteraksi dengan orang lain. Kekerasan dapat menyebabkan gangguan seperti perkembangan mental dan emosionalnya.

Setelah dianalisis dampak ini terdapat pada teori perkembangan psikologi dan sosial anak yg dikembangkan oleh Erik Erikson di mana di kasus ini terdapat Anak yang mengalami kekerasan dapat mempengaruhi perkembangan psikososial mereka, terutama selama perkembangan awal mereka. 

Berikut ini adalah analisis dampak dalam konteks teori Erikson: 1. Tahap Bayi (0-1 Tahun): Kepercayaan vs. Ketidakpercayaan* Krisis: Anak belajar apakah pengasuh dapat diandalkan dan apakah dunia di sekitarnya aman.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline