Lihat ke Halaman Asli

Dinda AyuMaharani

Mahasiswa Manajemen Universitas Internasional Semen Indonesia

"Dua Puluh Satu Hari Mengabdi Bersama KKN 33 UISI": Edisi Kuliah Kerja Nyata Kelompok 33 Universitas Internasional Semen Indonesia

Diperbarui: 14 Maret 2023   12:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Kuliah Kerja Nyata atau yang dikenal dengan KKN adalah sebuah program pengabdian masyarakat yang wajib dilakukan oleh mahasiswa baik di perguruan tinggi negeri maupun swasta. Selain dituntut untuk memperoleh pendidikan di dalam ruang kelas, mahasiswa juga dituntut untuk mengaplikasikan ilmu yang didapat selama duduk di bangku perkuliahan dengan terjun langsung membantu membangun desa menjadi lebih baik lagi.

KKN UISI hadir dengan wajah yang lebih menarik lagi, dimana selama kurun waktu 2 tahun kebelakang KKN UISI dilakukan secara daring karena pandemi Covid-19. Sebanyak 38 kelompok KKN UISI dilepas ke beberapa desa di kabupaten Gresik dengan harapan dapat membawa perubahan desa menjadi lebih baik lagi dalam berbagai aspek. Kegiatan KKN Genap UISI 2023 dilakukan selama 21 hari dimulai sejak tanggal 6 Februari 2023 hingga 26 Februari 2023.

Diantara 38 desa yang dipilih untuk tempat mengabdi selama 21 hari, kelompok 33 di tempatkan di Desa Hulaan, Kecamatan Menganti Kabupaten Gresik. Desa Hulaan merupakan salah satu dari 22 desa yang terletak di Kecamatan Menganti yang letaknya kurang lebih 39 Km dari pusat kabupaten Gresik dengan luas wilayah 392,960 Ha. Desa Hulaan terbagi atas 3 wilayah administrasi diantaranya Dusun Tlogobedah, Dusun Hulaan, dan Dusun Sidomulyo. Dusun-dusun tersebut memiliki kisah sejarah tersendiri namun masih saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Menurut cerita masyarakat Hulaan, konon ada seekor gajah besar yang masuk wilayah mereka dan menyebabkan penduduk sekitar menjadi panic akan kehadiran gajat tersebut, akhirnya warga setempat memutuskan untuk mengusir gajah dengan cara meneriaki menggunakan perkataan "Hula-hula" dan akhirnya gajah berhasil diusir dari wilayah mereka. Sejak saat itu, penduduk setempat menamai wilayahnya dengan nama Hulaan.

Selama 21 hari, kelompok 33 meniti dengan teliti potensi-potensi yang ada di Desa Hulaan dengan harapan Desa Hulaan menjadi desa yang dapat dikenal dengan beragam potensi yang ada. Beragam potensi itu seperti potensi wisata waduk Desa Hulaan yang mana menjadi iconic Desa Hulaan. Selian itu, waduk ini menjadi salah satu spot wisata yang ada di Desa Hulaan dimana warga setempat memanfaatkannya untuk tempat rekreasi sore hari bahkan banyak digunakan untuk tempat memancing. Potensi desa wisata waduk ini apabila di garap dengan baik pastinya dapat lebih dikenal tidak hanya oleh warga sekitar saja namun juga dikenal oleh masyarakat luas.  Potensi selanjutnya adalah potensi ekonomi kreatif. Desa Hulaan adalah desa yang dikenal dengan produk lontong dan taugenya. Produksi lontong dan tauge tersebar di Dusun Hulaan yang mana hasil produksi dikirim ke beberapa pasar di Jawa Timur, seperti Mojokerto, Gresik Kota, Surabaya, Sidoarjo, dan beberapa daerah lainnya.

Masih banyak potensi-potensi lain yang dapat digali di Desa Hulaan. Selama 21 hari ini, kelompok 33 mendapat banyak sekali pengalaman berharga setelah terjun langsung membaur dengan heterogenitas sosial Desa Hulaan. Ini juga merupakan salah satu modal utama yang didapat mahasiswa untuk bekal hidup bermasyarakat nantinya. Harapannya, selama 21 hari ini kelompok 33 dapat membawa perubahan berarti bagi Desa Hulaan ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline