Lihat ke Halaman Asli

dinda ayudya

Undergraduate student from Jember University

Dampak Liberalisme terhadap Perjanjian NAFTA

Diperbarui: 14 Maret 2024   10:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://www.medcom.id

Konsep liberalisme dalam ekonomi politik internasional mengacu pada pandangan bahwa kebebasan individu, pasar bebas, dan perdagangan internasional yang tidak terhalang adalah penting untuk pertumbuhan dan kesejahteraan ekonomi suatu negara. Liberalisme ekonomi politik internasional berpendapat bahwa dengan menghapus hambatan seperti tarif, kuota, dan regulasi perdagangan, negara-negara dapat memanfaatkan keunggulan komparatif mereka, mendorong pertumbuhan ekonomi, dan memberikan manfaat yang lebih luas bagi masyarakat.Salah satu contoh studi kasus yang mendukung konsep liberalisme dalam ekonomi politik internasional adalah dampak Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara (North American Free Trade Agreement/NAFTA) terhadap ekonomi Amerika Utara. NAFTA adalah perjanjian perdagangan multilateral yang melibatkan Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko. Tujuannya adalah mempromosikan perdagangan bebas dan menghapus hambatan perdagangan antara ketiga negara.

Berikut adalah beberapa data pendukung yang menjelaskan dampak liberalisme ekonomi politik internasional melalui studi kasus NAFTA:

1. Pertumbuhan Ekonomi

Menurut data dari Komisi Ekonomi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Amerika Latin dan Karibia (ECLAC), setelah implementasi NAFTA pada tahun 1994, PDB Amerika Utara meningkat secara signifikan. Pada periode 1994-2017, PDB Amerika Utara meningkat sebesar 200%, menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang kuat.

2. Peningkatan Perdagangan

NAFTA berhasil meningkatkan volume perdagangan antara Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko. Menurut data dari Kantor Statistik Amerika Serikat, nilai perdagangan antara ketiga negara tersebut meningkat hampir tiga kali lipat antara tahun 1993 dan 2019.

3. Peningkatan Investasi

 NAFTA juga mendorong peningkatan investasi langsung asing (Foreign Direct Investment/FDI) di kawasan Amerika Utara. Menurut data dari Konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Perdagangan dan Pembangunan (UNCTAD), FDI di Amerika Utara meningkat sebesar 200% antara tahun 1994 dan 2018.

Namun, kritik terhadap NAFTA mencatat bahwa kesepakatan ini menyebabkan ketimpangan ekonomi yang lebih besar antara negara-negara anggota. Meskipun ada manfaat ekonomi yang signifikan, tidak semua sektor dan kelompok masyarakat merasakan dampaknya secara merata. Beberapa sektor, terutama di sektor manufaktur, mengalami hilangnya lapangan kerja karena perusahaan-perusahaan memindahkan operasional mereka ke Meksiko yang memiliki biaya tenaga kerja yang lebih rendah. Selain itu, pertumbuhan ekonomi yang tidak merata dapat mengakibatkan ketimpangan pendapatan dan kesenjangan sosial yang lebih besar.

Menurut laporan Economic Policy Institute, antara tahun 1993 dan 2013, Amerika Serikat kehilangan sekitar 850.000 lapangan kerja manufaktur akibat perpindahan operasional ke Meksiko. Studi oleh David Autor, David Dorn, dan Gordon Hanson menunjukkan bahwa ekspansi perdagangan dengan Meksiko berkontribusi pada penurunan upah dan peningkatan ketimpangan pendapatan di beberapa wilayah Amerika Serikat.

Selain itu, NAFTA juga menghadapi kritik terkait dampaknya terhadap lingkungan. Beberapa penentang perjanjian ini berpendapat bahwa NAFTA mengurangi regulasi lingkungan dan memungkinkan perusahaan untuk mengabaikan standar perlindungan lingkungan demi keuntungan ekonomi. Dalam beberapa kasus, ini dapat menghasilkan degradasi lingkungan, termasuk polusi air dan udara yang lebih tinggi. Menurut studi yang diterbitkan dalam jurnal World Development, peningkatan perdagangan antara Amerika Serikat dan Meksiko setelah NAFTA berdampak negatif terhadap kualitas udara di wilayah perbatasan.

NAFTA juga dikritik karena kontribusinya terhadap ketidakseimbangan ekonomi regional di Amerika Utara. Meskipun ada manfaat yang signifikan bagi beberapa negara bagian atau provinsi yang lebih terhubung dengan rantai pasokan regional, daerah-daerah lain mungkin mengalami penurunan daya saing dan kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan perubahan ekonomi yang disebabkan oleh perjanjian ini. Menurut Dani Rodrik, seorang ekonom, menunjukkan bahwa dampak NAFTA pada pertumbuhan ekonomi di Meksiko tidak merata secara geografis. Negara bagian dan daerah yang lebih terpencil dan kurang terhubung dengan rantai pasokan regional cenderung mengalami dampak yang lebih kecil.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline