Lihat ke Halaman Asli

Dinda Amalia

Mahasiswa Ilmu Komunikasi / Social Media Specialist / PR & Marcomm

Mahasiswa KKN Untag Surabaya Ciptakan Inovasi Alat Press Minyak, Bantu UMKM Lokal Mojokerto

Diperbarui: 18 Januari 2025   20:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Dok. Sub Kelompok 1 KKNR 9 Ds. Tanjungkenongo 2025.

Mojokerto - Dalam industri makanan ringan, khususnya di kalangan UMKM seperti produsen pastel mini, limbah tepung bekas penggorengan yang tercampur minyak sering kali terabaikan. Padahal, limbah ini berpotensi dimanfaatkan kembali, salah satunya sebagai bahan campuran pakan ternak. Namun, pelaku UMKM kerap kesulitan mengolah limbah tersebut akibat keterbatasan teknologi dan mahalnya alat modern.


Dalam kesempatan ini, Kami selaku Kelompok Mahasiswa KKN UNTAG Surabaya R9 2025 (Sub Kelompok 1) memberikan solusi inovatif dengan menciptakan alat press minyak berbasis Teknologi Tepat Guna (TTG) kepada UMKM Pastel Mini Bu Anis di Desa Tanjungkenongo, Pacet, Mojokerto, untuk mengatasi kendala dalam pengolahan limbah tepung.


Selama ini, Bu Anis dan rekan-rekannya harus menunggu sekitar satu hari penuh hanya untuk memisahkan minyak dari tepung bekas penggorengan pastel mini. Metode tradisional dengan penyaringan manual menggunakan karung dirasa kurang efisien dan memakan waktu yang lama.


Program ini merupakan bagian dari kegiatan Mahasiswa KKN Reguler Untag Surabaya periode 2025, yang terbagi dalam tujuh kelompok kecil, masing-masing beranggotakan lima orang. Sub Kelompok 1, yang terdiri dari lima mahasiswa di bawah bimbingan Haikal Arsalan, S.H., M.H., mengembangkan alat press minyak dengan mekanisme ulir. Alat ini dirancang untuk memisahkan minyak dari partikel tepung secara manual, namun efektif.

Program kerja tersebut telah kami laksanakan pada Jumat, 17 Januari 2025, pukul 13.00 WIB. Sebelum penyerahan produk, kami melakukan beberapa tahapan, yakni pembuatan desain 3D konsep alat/model, kemudian mencari bahan dasar seperti baja hollow dan lempengan lainnya untuk disusun menggunakan alat las dan bor untuk aplikator putarnya, untuk bagian dalam tabung (saringan) dilapisi oleh sponge/kain dan wiremesh.

"Inovasi ini berawal dari keprihatinan kami melihat potensi limbah tepung yang seharusnya dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak, tetapi kandungan minyak yang tinggi justru mempercepat pembusukan," ungkap Sayyidah Maharani, salah satu anggota tim.

Keunggulan alat ini terletak pada sistem press dan putar yang memungkinkan pengguna memberikan tekanan secara perlahan namun maksimal. Tanpa memerlukan listrik atau sistem hidrolik serta meminimalisir waktu yang digunakan. Alat press ini sangat cocok digunakan di daerah pedesaan. Hasilnya, tepung menjadi lebih kering dan tahan lama, sementara minyak yang terpisah dapat dimanfaatkan kembali.

"Kami sangat terbantu dengan adanya alat ini. Proses pemisahan minyak jadi lebih cepat dan hasilnya lebih bersih," ujar Bu Anis dengan antusias.

Meskipun demikian, kami selaku tim pengembang mengakui masih ada ruang untuk penyempurnaan, terutama pada mekanisme penyaringan untuk mencegah partikel kecil terbawa dalam hasil akhir. Uji coba lanjutan akan terus kami lakukan untuk memastikan performa optimal sesuai kebutuhan pengguna.

Harapan kami, semoga inovasi ini tidak hanya memberikan dampak ekonomi bagi UMKM, tetapi juga berkontribusi pada aspek lingkungan dengan mengurangi limbah yang terbuang. Ini adalah bukti nyata bahwa teknologi tepat guna dapat menjadi solusi praktis bagi permasalahan di tingkat akar rumput.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline