Dilansir dari kompas.com pada hari ini (06/09) terjadi penambahan 3.444 kasus baru sehingga jumlah kasus terkonfirmasi Covid-19 di Indonesia mencapai 194.109 jiwa. Jumlah tersebut akan terus bertambah seiring dengan banyaknya masyarakat yang tidak mematuhi protokol kesehatan yang sering digaungkan pemerintah.
Berbagai respon pemerintah-pun telah dan sedang berjalan sampai saat ini, mulai kampanye #dirumahsaja, physical distancing, social distancing, sampai penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar di beberapa wilayah. Hal tersebut menunjukkan keseriusan pemerintah dalam menangani pandemi Covid-19 ini.
Sejurus dengan adanya pandemi, banyak masalah baru bermunculan. Tidak dapat dipungkiri, hampir seluruh aspek ikut terdampak Covid-19. Salah satunya sistem pendidikan Indonesia.
Setelah hampir se-abad Indonesia memanfaatkan sistem belajar di dalam kelas dan bertatap muka, kini kita harus berbesar hati untuk tetap melakukan kegiatan pembelajaran melalui daring. Meskipun wacana sekolah seperti sebelum pandemi telah banyak direncanakan di masa Adaptasi Normal Baru, namun tampaknya wacana tersebut masih abu-abu.
Dalam belajar daring, berbagai media dimanfaatkan seperti: google meet, zoom, anchor, skype, google classroom sampai media sosial WhatsApp. Selain sistem pendidikan yang berubah, ada beberapa agenda tahunan yang harus dipikirkan ulang untuk dilaksanakan, seperti: Ujian Nasional yang dibatalkan, Ujian Tulis Berbasis Komputer dimundurkan, bahkan ada perguruan tinggi kedinasan yang tidak menerima mahasiswa baru pada tahun 2020 ini. Dari pihak eksternal, ada beberapa platform online yang juga membuka kelas belajar gratis untuk mereka yang sedang #dirumahsaja. Deretan fenomena ini menunjukkan adanya pergeseran budaya pendidikan di Indonesia.
Belajar ditengah keterbatasan bukanlah suatu hal yang mudah, terlebih pada sistem yang berubah. Ada banyak kendala yang diterpa karena pada faktanya fasilitas listrik belum terjamah ke seluruh pelosok Indonesia.
Selanjutnya meskipun di mayoritas daerah sudah ada listrik, belum menjamin masyarakat memiliki gawai untuk media belajar nantinya. Namun sampai saat ini kita ketahui, Kemendikbud telah banyak berusaha untuk transformasi sistem pendidikan ini, seperti: penyiaran materi belajar di stasiun televisi nasional dan pemberian kuota gratis bagi pelajar maupun tenaga pendidik.
Kita tidak pernah menyangka sistem pendidikan sejak jaman kolonialisme itu berubah secara cepat dikarenakan makhluk kecil tak kasat mata yang tidak pernah diceritakan di buku sejarah. Akhirnya, dari Covid-19 kita belajar bahwa keterbatasan tidak menjadi penghalang untuk kita tetap mengejar cita-cita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H