Lihat ke Halaman Asli

Dinda AgyCahyaningrum

Mahasiswa FPIK UNSOED

Proyek Center Point of Indonesia Bikin Resah Nelayan Makassar

Diperbarui: 5 April 2024   16:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Instagram @centerpointofindonesia, Citraland Losari CPI Makassar

Center Point of Indonesia adalah proyek pembangunan besar yang ada di Makassar. Sesuai catatan terakhir Walhi Sulsel 2018, proyek CPI dan proyek lainnya memiliki luas 4000 hektare yang terdapat pada Perda RT/RW Makassar nomor 4 tahun 2015. Luas total proyek Kawasan CPI seluas 157,23 hektare dan sesuai perjanjian, Pemprov mendapatkan lahan 50,47 hektar sementara sisanya didapat oleh Citraland City Losari seluas 106,76 hektare. Adanya Center Point of Indonesia cukup signifikan dalam mempengaruhi perekonomian Masyarakat pesisir dan nelayan sekitar. CPI memiliki fungsi sebagai titik sentral geografis suatu negara, lokasinya dapat dijadikan sebagai pusat aktivitas ekonomi dan pengembangan wilayah tersebut. Namun, bisa kita lihat dari berita yang beredar dampak dari CPI ini akan sangat bergantung pada bagaimana potensi ini dimanfaatkan dan diarahkan oleh kebijakan pembangunan yang bijaksana.

Sumber: Instagram @centerpointofindonesia 

CPI kini sangat berpengaruh terhadap perekonomian masyarakat pesisir Makassar khususnya nelayan. Keberadaan CPI dapat memberikan dampak positif maupun dampak negatif seperti, dengan hadirnya CPI dapat meningkatkan daya tarik wisata masyarakat setempat. Selain itu, CPI juga dapat meningkatan pendapatan di sektor pariwisata dan masyarakat memiliki akses lebih mudah terhadap barang-barang dan jasa yang sebelumnya hanya tersedia di kota-kota besar saja. Namun, di sisi lain dengan hadirnya CPI membawa dampak negatif seperti adanya penurunan penghasilan masyarakat pesisir yang disebabkan jumlah tangkapan ikan dan kerang-kerang mengalami penurunan sehingga nelayan harus mengeluarkan biaya yang lebih besar untuk memperoleh hasil-hasil laut. Walaupun demikian komunitas nelayan tetap tegar menghadapi segala kenyataan yang ada, karena mereka dipaksa terbiasa dengan keadaan yang ada seperti menurut Monintja dan Yusfiandasyani (2001) menyatakan bahwa proses pemenuhan kebutuhan hidupnya, nelayan dan masyarakat pesisir selalu dihadapkan pada keadaan alam yang keras sehingga dibutuhkan fisik yang cukup kuat.  Nelayan yang sudah relatif tua dan aspek fisiknya sudah mulai menurun secara berangsur-angsur akan mengurangi frekuensi melautnya dan menekuni pekerjaan lain yang tidak memerlukan fisik kuat.

Sumber: Instagram @centerpointofindonesia, Jembatan CPI

Menurut beberapa artikel CPI sering kali menjadi pusat perhatian karena pengembangan infrastrukturnya yang mengabaikan kebutuhan masyarakat lokal. Fokus pembangunan di sekitar CPI cenderung lebih mengarah pada pengembangan kawasan komersial dan pariwisata, sementara kebutuhan dasar masyarakat pesisir dan nelayan seperti akses terhadap sumber daya dan fasilitas pendukung kehidupan sehari-hari sering tercapai. Hal ini menyebabkan kesenjangan ekonomi yang semakin besar antara mereka yang berada di sekitar CPI dan masyarakat pesisir serta nelayan.

Sebagai masyarakat menurut sudut pandang saya sendiri untuk memaksimalkan dampak positif dan meminimalkan dampak negatif perlu adanya perencanaan yang cermat dan kebijakan yang bijaksana dari pemerintah setempat. Hal ini termasuk dalam hal regulasi Pembangunan, dukungan dari masyarakat lokal agar data bersaing dengan pasar yang semakin kompetitif, serta program yang mendukung ekonomi inklusif bagi masyarakat pesisir khususnya nelayan seperti pemerintah memberikan bantuan modal kepada masyarakat pesisir yang mendapat dampak negatif dari Pembangunan CPI. Dengan demikian, CPI dapat menjadi sumber pertumbuhan ekonomi masyarakat yang berkelanjutan. Selain itu, diharapkan bahwa dengan adanya CPI tidak hanya memberikan manfaat bagi pembangunan nasional, akan tetapi juga mendukung kesejahteraan masyarakat pesisir dan nelayan secara keseluruhan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline