Lihat ke Halaman Asli

Biar Cinta yang Memaafkan

Diperbarui: 24 Juni 2015   03:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Ada hati yang sedang kesal dalam penantian jam yang tidak kunjung datang ..
Ia bergumam ..
Aku sangat marah ..
Waktu semalaman aku menunggumu pulang tidak juga kau datang ..
Dan sekarang hampir menjelang pagi ..
Ponsel ku telah lelah menemaniku..
Dayanya semakin berkurang ..
Jika ia mati.. Siapa lagi temanku untuk aku ajak bicara sampai kau datang ..
Mataku sudah berkaca-kaca , tidak tahan melihat lingkaran waktu didinding ..
Bisakah kau mengutamakan sedikit saja aku di benakmu ..
Iya , disini aku dalam keramaian ..
Semua beramai memejamkan matanya untuk berjumpa dengan esok..
Tidak..
Aku tidak bisa ikut mereka ..
Berpetualang dalam mimpinya ..
Oh tuhan ..
Pukul jam dua lewat sudah ..
Aku masih belum tidur dan suamiku belum pulang ,
Mataku berkaca ..
Cepat pulang .
Aku sangat marah padamu ..
Begitulah airin menuliskan kekesalannya ,
Ia terpaksa mengizinkan suaminya untuk sejenak berceria bersama rekan- rekan kantornya ,
Ia tidak ingin , sebabnya Suaminya terpenjara dalam kejenuhan..
Namun , ternyata ..
Waktu sudah lewat di tentukan..
Semakin larut dan hampir pagi ..
(Bersambung)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline