Lihat ke Halaman Asli

Dinda Sukma Wibowo

Mahasiswi Agroteknologi UKSW

KKN FPB UKSW - Sosialisasi Pembuatan Pestisida Nabati dari Daun Mimba untuk Pengendalian Hama dan Penyakit yang Ramah Lingkungan di Desa Cukilan

Diperbarui: 11 April 2022   20:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Desa Cukilan, Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah merupakan Desa yang terkenal sebagai sentra cabai. Budidaya tanaman cabai tentu saja tidak terlepas dari masalah hama dan penyakit. Hama dan penyakit tanaman cabai begitu kompleks sehingga membutuhkan keuletan untuk mengatasinya. Petani di Desa Cukilan biasanya mengendalikan hama dan penyakit tanaman cabai menggunakan pestisida sintetis. Biaya yang dikeluarkan petani untuk mengendalikan hama dan penyakit pun tidak sedikit, petani yang memiliki lahan dengan luas kurang lebih 1 hektar setidaknya membutuhkan kurang lebih Rp. 1.500.000 untuk mengendalikan hama dan penyakit sedangkan petani yang memiliki lahan yang luasnya kurang dari hektar membutuhkan kurang lebih Rp. 375.000 untuk mengendalikan hama dan penyakit. Namun penggunaan pestisida sintetis yang tidak tepat dapat menimbulkan dampak buruk bagi kesehatan petani dan konsumen, mikroorganisme non target serta dapat menyebabkan pencemaran lingkungan baik itu tanah dan air sudah dibuktikan melalui penelitian-penelitian.

Penelitian yang menjelaskan tentang pencemaran lingkungan akibat penggunaan pestisida sintetis antara lain: hasil penelitian Sahabuddin (2012) residu pestisida memiliki aktifitas jangka panjang dan ketika terbawa air keluar dari areal pertanian, dapat mematikan hewan yang bukan target seperti ikan, udang dan hewan air lainnya. Residu pestisida relatif mudah larut dan konsentrasinya cenderung meningkat dalam lemak dan sel sel tubuh mahluk hidup yang disebut biological amplification, sehingga jika masuk ke dalam mata rantai makanan konsentrasinya semakin tinggi dan tertinggi adalah konsumen puncak. Contohnya ketika dalam tubuh ikan kadarnya 6 ppm, di dalam tubuh burung pemakan ikan kadarnya meningkat menjadi 100 ppm dan akan meningkat terus sampai konsumen puncak. Selain itu, dari hasil penelitian Supriatna dkk (2021) penggunaan pestisida yang berlebihan akan mengakibatkan pH tanah turun, sehingga tanah menjadi asam dan menyebabkan kesuburannya menurun, selain itu, kandungan pestisida yang beracun akan mengendap di tanah dan berbahaya jika terjadi kontaminasi dengan manusia.

Solusi yang dapat dilakukan untuk mengurangi penggunaan pestisida sintetis adalah penggunaan pestisida nabati. Pestisida nabati adalah bahan aktif yang terbuat dari bahan-bahan alami seperti tumbuhan atau bahan organik lainnya yang berperan untuk mengendalikan hama dan penyakit tanaman. Penggunaan pestisida nabati ini tentu dapat menekan pengeluaran petani untuk membeli pestisida sintetis. Selain itu, pestisida nabati sangat ramah lingkungan karena residunya mudah terurai di alam serta tidak membahayakan kesehatan petani maupun konsumen. Salah satu bahan yang dapat dijadikan pestisida nabati adalah daun mimba tetapi biji dari tanama mimba juga bisa digunakan sebagai bahan baku pestisida nabati. Mimba atau yang memiliki nama latin (Azadirachta indica A. Juss. ) adalah tanaman perdu yang merupakan famili Meliaceae. Mimba mengandung bahan aktif antara lain azadirachtin, salanin, meliantriol, nimbin dan nimbidin.  Namun bahan aktif utama pada mimba adalah azadirachtin yang  merupakan racun  bagi  hama  dan  penyakit  tanaman. Bahan aktif ini dapat ditemukan baik  pada  daun maupun biji mimba.

Pestisida nabati dari daun mimba dapat digunakan untuk mengendalikan hama lalat buah pada cabai berdasarkan hasil penelitian Juanda dan Jayadi (2015) ekstrak daun mimba dapat menyebabkan kematian pada imago lalat buah (Bactrocera dorsalis L.) dengan rata-rata kematian 58% karena zat azadirachtin menghasilkan stimulan penolak makan yang mengganggu rangsangan untuk makan. Selain itu mekanisme kerja dari azadirachtin yakni dengan menghambat sistem komunikasi dalam proses pergantian kulit  yang  mengakibatkan  lalat buah tidak    mampu menghasilkan hormon-hormon penting dalam proses pergantian  kulit  sehingga  pergantian  kulit  gagal  yang  lama kelamaan  akan  menyebabkan  serangga  tersebut  mati. Pestisida nabati daun mimba tidak hanya dapat digunakan untuk mengendalikan hama lalat buah pada cabai saja tetapi juga dapat digunakan untuk mengendalikan hama wereng padi punggung putih, wereng coklat, wereng hijau, ulat tritip, ulat penggerek daun jeruk, ulat tanah, ulat grayak, tungau, kumbang badak, thrips, lalat putih, semut, penggerek batang pisang, penggerek batang padi, lembing, bubuk beras dan bubuk jagung karena pestisida nabati daun mimba ini berspektrum luas sehingga dapat digunakan untuk mengendalikan banyak jenis hama. Selain bersifat sebagai insektisida, ekstrak daun mimba juga berperan sebagai fungisida hal ini dibuktikan dari hasil penelitian Paradisa dkk (2020) yang menyatakan bahwa pertumbuhan Colleotrichum gloesporoides yang merupakan cendawan penyebab penyakit antraknosa pada cabai dapat ditekan dengan pemberian ekstrak daun mimba. 

Pestisida nabati dari daun mimba tidak bekerja secara cepat seperti pestisida sintetis tetapi Kurniawati (2021) menyatakan bahwa senyawa aktif pada mimba bekerja dengan cara mempengaruhi daya makan, pertumbuhan, kemampuan reproduksi, proses ganti kulit, menghambat perkawinan dan komunikasi seksual, menurunkan daya tetas telur dan menghambat pembentukan kitin. Mimba juga dapat mempengaruhi tingkah laku serangga dan secara fisiologi serangga menjadi stress serta mengakibatkan kelaparan pada serangga yang terpapar pestisida nabati mimba. Selain bersifat sebagai insektisida, mimba juga memiliki sifat sebagai fungisida, virusida, nematisida, bakterisida maupun akarisida.

Pembagian bibit mimba Sumber: Dokumentasi Pribadi


Pada kesempatan KKN ini, materi yang disampaikan pada saat sosialisasi yakni pengenalan tentang tanaman mimba, manfaat pestisida nabati dari daun mimba, serta cara pembuatan pestisida nabati daun mimba dan cara pengaplikasian ke tanaman. Pengenalan tanaman mimba perlu dilakukan karena di Desa Cukilan belum ada tanaman mimba dan warga juga belum mengenal tanaman mimba. Sehingga saat kegiatan sosialisasi juga dilakukan pembagian bibit mimba agar warga bisa menanam sendiri tanaman mimba agar nantinya warga tidak kesulitan mencari daun mimba untuk dijadikan bahan baku pestisida nabati.

Alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan pestisida nabati daun mimba antara lain, blender atau bisa juga menggunakan alat penumbuk tradisional, ember, dan saringan. Sedangkan bahan-bahan yang dibutuhkan yakni daun mimba dan juga air.

Prosedur pembuatan pestisida nabati dari daun mimba yaitu sebagai berikut:

1. Tumbuk/ blender halus daun mimba sebanyak 0,5 kg/ 500 gram.

2. Dimasukkan dalam ember yang berisi 5 liter air lalu diaduk dan tutup rapat.

3. Ekstrak daun mimba yang sudah dicampur dengan air didiamkan terlebih dahulu selama 24 jam.  Setelah itu, disaring dan dimasukkan ke dalam botol dan ditutup rapat. Pestisida nabati dari daun mimba pun siap disemprotkan ke tanaman. Pestisida nabati daun mimba ini bisa diencerkan hingga 10 x.

pestisida-nabati-daun-mimba-62542b6892cb5a14907ca932.jpg

Pembagian Pestisida Nabati Daun Mimba

Sumber: Dokumentasi Pribadi


Penggunaan:

Larutan 1 liter larutan daun mimba dicampur dengan 10 liter (satu tangki semprot) kemudian diaduk hingga rata. Penyemprotan pestisida nabati daun mimba ini sebaiknya dilakukan seminggu sekali. Selain itu, penyemprotan sebaiknya dilakukan pada sore hari karena menurut Astuti dan Catur (2016) pestisida nabati relatif tidak tahan terhadap sinar matahari sehingga sebaiknya pengaplikasian dilakukan sore hari. Menurut Haerul dkk (2016) penggunaan pestisida nabati bekerja dengan cara menghambat atau mencegah perkembangan organisme pengganggu tanaman. Sehingga pestisida nabati daun mimba ini sebaiknya digunakan untuk tindakan pencegahan (preventif) agar bekerja lebih efektif.

Keunggulan pestisida nabati daun mimba menurut Hasibuan dkk (2021) yaitu senyawa aktif mudah terurai di alam, sehingga kadar residu relatif kecil, peluang untuk membunuh serangga bukan sasaran rendah dan dapat digunakan beberapa saat menjelang panen. Cara kerja spesifik, sehingga aman terhadap vertebrata (manusia dan ternak). Tidak mudah menimbulkan resistensi, karena jumlah senyawa aktif lebih dari satu. Sedangkan kelemahan pestisida nabati daun mimba yaitu persitensi insektisida yang singkat kadang kurang menguntungkan dari segi ekonomis, karena pada populasi yang tinggi diperlukan aplikasi yang berulang-ulang agar mencapai keefektifan pengendalian yang maksimal.

            Petani yang mengikuti sosialisasi sangat antusias dengan kegiatan sosialisasi pembuatan pestisida nabati daun mimba karena sebelumnya mereka belum mengenal tanaman mimba sehingga itu merupakan hal baru bagi mereka. Selain itu, biasanya petani hanya mengendalikan hama dan penyakit menggunakan pestisida sintetis yang harganya pun cukup mahal. Petani yang mengikuti sosialisasi juga senang karena mendapatkan bibit mimba yang bisa ditanam sendiri untuk nantinya dapat dijadikan bahan baku untuk pembuatan pestisida nabati dan warga juga mendapat pestisida nabati daun mimba yang dapat diaplikasikan untuk mengendalikan hama dan penyakit di lahan mereka. Kegiatan sosialisasi ini diharapkan dapat menambah wawasan baru bagi petani untuk dapat mengendalikan hama dan penyakit menggunakan pestisida nabati daun mimba yang ramah lingkungan dan dapat menekan pengeluaran petani untuk membeli pestisida sintetis.

Daftar Pustaka:

Astuti, W dan Catur Rini Widyastuti. 2016. Pestisida Organik Ramah Lingkungan Pembasmi Hama Tanaman Sayur. Jurnal Rekayasa, 14(2): 115-120.

Haerul, Muhammad Izzdin Idrus dan Risnawati. 2016. Efektifitas Pestisida Nabati dalam Mengendalikan Hama pada Tanaman Cabai. Jurnal Agrominansia, 1(2): 129-136.

Hasibuan, M, Erpina Delina Manurung dan Lely Zulhaida Nasution. 2021. Pemanfaatan Daun Mimba (Azadirachta indica) sebagai Pestisida Nabati] : Review. Seminar Nasional dalam Rangka Dies Natalis ke-45 UNS, 5(1): 1153-1158.

Juanda dan Edi M. Jayadi. 2015. Pengaruh Ekstrak Daun Mimba (Azadirachta indica A.Juss) terhadap Mortalitas Hama Lalat Buah Cabai (Bactrocera dorsalis L.). BIOTA: Jurnal Tadris IPA Biologi FITK IAIN Mataram, 8(1): 98-106.

Kurniawati. 2021. Pemanfaatan Ekstrak Mimba sebagai Pestisida Nabati. Diakses dari http://disbun.jatimprov.go.id/web/baca/pemanfaatanekstrakmimbasebagaipestisidanabati.html

Paradisa, Y.B, Wahyuni dan Enung Sri Mulyaningsih. 2020. Evaluasi Pestisida Nabati dengan Ekstrak Mimba (Azadirachta sp.) untuk Pengendalian Pertumbuhan Antraknosa pada Buah Cabai. Jurnal FITOPATOLOGI, 16(3): 112-122.  

Sahabuddin, E.S. 2012. Cemaran Air dan Tercapainya Lingkungan sumber Daya Alam yang Berkelanjutan. Jurnal Publikasi Pendidikan, 11(2): 102-111.

Supriatna, Siahaan, S, Indah, R. 2018. Pencemaran Tanah oleh Pestisida di Perkebunan Sayur Kelurahan Eka Jaya Kecamatan Jambi Selatan Kota Jambi (Studi Keberadaan Jamur Makroza dan Cacing Tanah). Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi, 21(1): 460-466.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline