Jerome bruner merupakan seorang akhli psikologis perkembngan dan ahli psikoogis belajar kognitif. Bruner mengakui belajar adalah untuk mempertahankan dan mentransformasikan informasi secara aktif. Sebagai salah seorang tokoh kognitif menurutnya belajar bukaan hanya pembentukan tingkah laku yang diperoleh karena pengulangan hubungan S-R dan adanya reward dan reinforcement tetapi merupakan fungsi pengalaman-pengalaman perceptual dan proses kognitif yang mencakup ingatan, retensi, lupa, pengolahan informasi. Dan lain sebagainya.
Dari penyataan tersebut dapat diartikan, jika belajar merupakan suatu kegiatan disengaja yang bertujuan untuk mencapai suatu kecakapan, kepandaian, atau kemahiran baru yang dapat digunakan dalam kehidupan. Sebagai seorang penganut kognitivisme Bruner banyak melakukan penelitian mengenai presepsi manusia, motivasi, belajarm dan berpikir. Menurutnya mempelajari manusia manusia adalah sebagai pemproses, pemikir, dan pencipta informasi. Bruner lebih banyak memusatkan perhatiannya pada masalah apa yang dilakukan manusia dengan informasinya yang diterimanya, dan apa yang dilakukannya sesudah memperoleh informasi yang dikritik itu untuk mencapai pemahaman yang memberikan kemampuan padanya (Buto, 2010).
Jerome Bruner lahir pada 1 Oktober 1915, ia adalah salah satu tokoh yang terkenal dan berpengaruh Psikologis terbaik bad kedua puluh. Ia merupakan salah satu tokoh kunci dalam revolusi kognitifisme, eksistensinya dalam bidang pedidikan banyak memberikan pengaruh besar dalam proses pembelajaran. Karnya yang terkenal yaitu Proses Pendidikan dan Menuju Teori Instruksi telah banyak di baca dan diakui sebagai karya klasik.
Menurut Bruner, pada dasarnya belajar merupakan proses perkembangan kognitif yang terjadi dalam diri seseorang. Ada tigaproses kognitif yang berlangsung dalam belajar, yaitu 1) proses memperoleh inforasi, yang dapat dilakukan melalui kegiatan membaca buku atau sumberlainnya seperti pencelasan guru, melihat audiovisual dll. 2) Proses tranformasi Informasi, yaitu tahap memahami, mencerna, dan menganalisis pengetahuan baru serta menstransformasikan dalam bentuk baru yang mungkin bermanfaat untuk hal-hal lainnya. 3) Proses mengevaluasi atau menguji relevansi dan ketepatan pengetahuan. Hal ini dilakukan untuk mengathaui benar tidaknya hasil transformasi, evaluasi, evaluasi kemudia dinilai sehingga nantinya dapat diketahui apakah pengetahuan yang diperoleh dapat dimanfaatkan dan ditransformasikan untuk memahami gejala-gejala lain.
Menurut bruner, proses belajara dapat terlaksana dengan baik jika pengetahuan dipelajari melalui tiga tahapan perkembangan kognitif siswa, yaitu enaktif (berbasis tindakan dan benda kongrit), ikonik (berbasis gambar atau visualisasi), dan simbolik (berbasis symbol abstrak, bahasa, matematika, dan logika). Enaktif yaitu dimana siswamendapatkan pengathuan dengan melakukan pengamatan langsung terhadap fakta atau realita yang terjadi di lingkungan sekitar, disini siswa dapat langsung mengamati benda kongrit pada situasi nyata, memegang dan menggerakkanya. Ikonik, yaitu tahap perkembangan siswa memperoleh pengetahuan tidak secara langsungmelalui benda kongrit atau situasi nyata di lingungan, melainkan melalui visualisasi verbl dan gambar-gambar, disini siswa belajar melalui bentuk perumpamaan atau perandaian. Dan yang terakhir yaitu simbolik, yaitu tahap perkembangan siswa memperoleh pengetahuan melalui symbol bahasa, metematika, logika, dan sebagainya.
Jerome Bruner adalah akhli Psikologis perkembangan yang memiliki perhatian terhadapa kemajuan pendidikan, hal ini dapat dilihat dalam empat tema pendidikan yang selalu ia sorot demi pengembangan peserta didik, yaitu sebagai berikut.
- Struktur Pengetahua
- Struktur pengetahuan dapat dipandanga penting bagi peserta didik karena akan memberikan dorongan untuk melihat fakta-fakta yang kelihatannya tidak ada hubungan dapat dihubungkan antar satu dengan yang lainnya dan pada informasi yang telah dimilikinya.
- Kesiapan (Reading) Untuk Belajar
- Kesiapan belajar juga sangat urgen dalam pendidikan, kesiapan belajar terdiri
- dari penguasaan keterampilan-keterampilan yang lebih tinggi lagi.
- Nilai Intuisi Dalam Belajar
- Nilai intuisi diharapkan akan dapat merumuskan teknik-teknik intelektual
- (belajar) untuk sampai pada formulasi-formulasi tentative tanpa melalui langkahlangkah analisis untuk mengetahui apakah fomulasi-formulasi itu merupakan
- kesimpulan-kesimpulan yang benar.
- Motivasi Atau Keinginan Untuk Belajar
- Dengan adanya motivasi belajar diharapkan akan tertanamkan pada
- pengalaman-pengalaman pendidikan yang secara langsung mau berpatisifasi
- secara aktif dalam menghadapai proses belajar mengajar.
Bruner menjelaskan peran guru dalam belajar, di antaranya yaitu 1) guru sebagai fasilitator dan tidak begitu mengendalikan proses pembelajaran, 2) guru harus pandai menstimulasi atau memunculkan masalah untuk siswa memecahkan sendiri solusinya, 3)membimbing dan memotivasi siswa untuk menemukan konsep, menemukan hubungan antar bagian struktur materi dan membuat kesimpulan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H