Lihat ke Halaman Asli

Operan Kondisioning oleh Skinner

Diperbarui: 2 Oktober 2023   21:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pengkondisian operan atau disebut juga pengkodisian instrumental (instrumental conditioning) adalah suatu bentuk pembelajaran dimana konsekuensi-konsekuensi dari perilaku menghasilkan perubahan dalam berbagai kemungkinan terjadinya perilaku tersebut. Tokoh utama dalam pengkondisian operan yaitu B.F. Skinner yang pandangannya di bangu dari aliran connectionist E. L. Thorndike.

Operan Kondisioning merupkan bagian dari Behavirisme, dimana jika pada Behaviorisme Klasik membahsa mengenai Pengkondisian Klasih dengan tokoh utama yaitu Ivan Pavlov yang meneliti mengenai perilaku anjing. Sedangkan dalam Operan Kondisioning terdapat dua tokoh yaitu E.L. Thorndike yang melakukan penelitian pada seekor kucing dan B.F Skiner yang melakukan penelitian pada seekor tikus yang di tempatkan pada sebuah box yang diberinama Skinner Box.

Seperti halnya kondisioning Klasik, Kondisioning Operan juga melibatkan stimulus dan rspon. Namun kondisioning operan berbeda dari kondisioning klasik dalam du ahla penting (Ormrod, 2008):

  • Cara Kondisioning terjadi, Kondisioning klasik di akibatkan oleh pemasangan dua stimulus, satunya stimulus tak terkondisi (UCS) yang mulanya memunculkan sebuah respon dan satunya lagi stimulus terkondisi (CS) yang dapat memunculkan respon yang sama atau serupa. Sebaliknya, Kondisioning Operant terjadi ketika sebuah respon diikuti dengan sebuah stimulus (khususnya, sebuah penguat)
  • Hakikat Respons, dalam Kondisioning Klasik respon terjadi tanpa di rencanakan: ketika sebuah stimulus khusus (terkondisi) hadir, responya menyusul hampir secara otomatis. Sebagai contoh, Alan tidak memilih untuk merasa cemas tentang sebuah lemparan bola kasti kearahnya; dia memang cemas. Namun dalam kondisioning operan biasanya terjadi secara terencana.

Prinsip penkondisian operan oleh B.F. Skinner, yaitu sebuah respint di perkuat -- dan karenanya mungkin akan terjadi lagi -- ketika respon tersebut diikuti oleh sebuah stimulus  yang menguatkan (penguat). Pengkondisiak operant, dimana konsekuensi-konsekuensi dari perilaku menghasilkan perubahan dalam berbagai kemungkinan terjadinya perilaku tersebut, adalah inti dari ilmu perilaku B.F. Skinner.

Pengkondisian operan dapat terjadi hanya dalam dua keadaan, pertama pembelajaran harus membuat respon, yakni pembelajaran harus melakukan sesuatu. kaum Behavior berpendapat seorang siswa yang hanya duduk dan mendengarkan makan pencapain yang didapat hanya sedikit berbeda dengan siswa yang belajar dan merespon lebih banyak di kelas. Kedua pengutan haru berdekatan (kontingen) dengan respon pembelajaran, yakni penguatan seharusnya terjadi ketika, dan hanya ketika respon yang diinginkan telah terjadi. Contohnya seorang guru yang memuji para siswanya hanya ketika mereka berprilaku secara pantas membuat penguatan yang berdekatan (kontingen) dengan perilaku yang diinginkan. Sebaliknya guru yang menertawakan seorang siswa yang berprilaku tidak pantas juga sedang melakukan penguatan bahkan ketika sebuah respon yang diinginkan terjadi; konsekuensi, perilaku siswa tersebut tidak mungkin diperbaiki.

Teori Skinner didasarkan pada beberapa prinsip. Yang pertama adalah prinsip bahwa perilaku berubah sebagai hasil langsung. Konsekuensi yang menyenangkan "memperkuat perilaku", sedangkan konsekuensi yang tidak menyenangkan "melemahkan perilaku". Jika seekor tikus menerima butiran makanan dan menekan papan, tikus itu akan menekannya lebih sering. Namun, jika mereka menerima denyutan listrik, frekuensi tikus menekan papan akan berkurang atau berhenti sama sekali. Konsekuensi yang menyenangkan biasanya disebut penguatan atau penguat, sedangkan konsekuensi yang tidak menyenangkan disebut hukuman. Penghargaan sering digunakan untuk menggambarkan peningkatan. Dalam situasi tertentu, orang yang salah tetap perlu dihargai, terutama mereka yang telah melakukan tindakan moral, bahkan yang terbaik. Pada dasarnya dalam membangun karakter anak dan meningkatkan kerohaniannya, rewarding ini merupakan apresiasi yang akan memotivasi anak untuk melakukan hal yang sama.

Prinsip utama untuk mendorong perilaku yang diinginkan adalah penguatan, atau penghargaan. Reinforcement terdiri dari penguatan sosial (seperti pujian, senyuman, atau perhatian), penguatan aktivitas (seperti memberikan mainan, permainan, atau aktivitas yang menyenangkan), dan penguatan simbolik (seperti uang, angka, bintang, atau poin). sementara hukuman adalah konsekuensi yang melemahkan perilaku. Dengan memberikan hukuman, seorang anak didik akan berusaha untuk tidak melakukan hal yang sama lagi. Namun, hukuman harus diberikan dengan benar dan diberikan pada waktu yang tepat. Kedua, pembentukan---juga dikenal sebagai pembentukan---digunakan untuk membuat karakter yang diinginkan guru untuk ditunjukkan oleh anak didiknya. Oleh karena itu, kedua prinsip inilah yang membentuk fondasi teori Skinner.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline