Lihat ke Halaman Asli

Kualitas Menurun, Program TV Tak Lagi Jadi Prioritas

Diperbarui: 30 Juni 2021   20:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://pin.it/4QSJKIy

Menonton tv ketika bersantai bersama sanak keluarga memang mengasyikkan, apalagi jika program yang ditawarkan menarik untuk ditonton. Namun, kegiatan tersebut kini sedikit demi sedikit berkurang karena saat ini tak sedikit orang telah sibuk dengan handphone mereka. Menjadikan tv sebagai sarana hiburan saat ini memang terbilang susah, ditambah dengan memburuknya kualitas program yang ditawarkan oleh stasiun tv sekarang.

Saat ini program siaran televisi cenderung menampilkan sinetron dan program gosip. Program yang berisi pendidikan sangat minim jika dibandingkan dengan program siaran hiburan. Saat ini televisi terlalu banyak menyuguhkan gosip dan pemberitaan yang sedang viral dikalangan masyarakat. Sedangkan, seseorang yang viral dimedia massa belum tentu viral karena bakat. Bahkan kebanyakan dari mereka viral karena nyinyir dan melakukan sesuatu yang tidak mendidik.

Beberapa channel televisi masih menyuguhkan beberapa program hiburan yang kurang mendidik. Maka dari itu, tak sedikit program televisi yang dilarang tayang oleh KPI. Program televisi yang ditayangkan, bukan berarti tanpa aturan. Media televisi mempunyai aturan penyiaran dan etika penyiaran televisi. Sehingga, jika televisi melanggar aturan tersebut maka KPI akan memberhentikan izin tayang program tersebut.

Penurunan kualitas televisi tersebut mempengaruhi rating televisi. Semakin kualitas televisi menurun, semakin berkurang pula minat penonton untuk menikmati acara televisi. Hal itulah yang menyebabkan orang beralih ke tv kabel, padahal jika dibandingkan, jelas lebih murah biaya tv biasa dibanding tv kabel. Menggunakan tv kabel harus membayar langganan per bulan ditambah lagi biaya internet. Namun, masyarakat modern sekarang lebih memilih membayar mahal untuk mendapatkan pelayanan yang maksimal.

Menurut masyarakat, tv kabel lebih memberikan kepuasan untuk masyarakat. Dengan tv kabel, semua orang dapat mencari apa yang sedang mereka inginkankan. Walaupun mereka harus membayar biaya internet lebih, namun tv kabel dapat menghibur dan mengisi waktu luang mereka.

Banyaknya masyarakat yang berpindah haluan ke tv kabel menyebabkan algoritma tv biasa menjadi kacau. Yang sebelumnya semua kalangan menyaksikan tv, sekarang hanya kalangan masyarakat bawah yang setia menonton tv seperti ibu-ibu, lansia dll. Hal itu menyebabkan tingkat peminat acara berkualitas menjadi menurun, sehingga pihak stasiun tv juga menyesuaikan saat hendak memproduksi program, tentu mereka memilih membuat program/acara yang simple tapi banyak peminatnya, dibandingkan harus susah-susah membuat acara bagus tetapi sepi peminat.

Seperti kata Gita Sinaga, salah satu aktris sinetron, saat diwawancarai di channel Youtube Geolive, Gita mengatakan bahwa, penyebab sinetron sekarang memburuk kualitasnya baik dari segi cerita maupun teknisnya, adalah karena segmentasi yang sudah berbeda dibandingkan dahulu. Misalnya dari segi teknis, "dulu ada sinetron yang dibuat bagus settingnya kayak film-film layar lebar, akan tetapi sepi peminat, maka dari itu produser lebih memilih mengubah set nya menjadi lebih terang" kata Gita.

Tentu sebagai pelaku usaha apapun kita tidak mau dirugikan, hal yang sama dirasakan para pegiat televisi yang lebih memilih menurunkan kualitas untuk mendapatkan pasar supaya tetap eksis. Jika kita ingin mengembalikan program tv yang berkualitas layaknya dahulu, maka mulailah untuk menjadikan tv sebagai sarana hiburan yang utama.

Sebenarnya, salah satu penyebab menurunnya kualitas program televisi terjadi karena peminat program televisi saat ini didominasi dengan orang dewasa. Hampir setiap remaja saat ini tidak tertarik dengan program televisi. Padahal, program televisi mampu menayangkan berita yang sedang hangat diperbincangkan. Namun tetap saja masyarakat lebih memilih media sosial dibandingkan dengan media televisi.

Media sosial memang meyuguhkan banyak sekali informasi, pendidikan, dan hiburan yang dapat mengisi waktu luang setiap orang. Namun, media sosial juga menimbulkan berbagai efek negatif. Salah satu contoh dampak negatif dari media sosial dapat mengubah gaya hidup para penikmat media sosial. Dalam media sosial, pengguna tidak dapat dibatasi dalam penggunaannya. Media sosial sangat sering menampilkan gambar,iklan dan berita yang seharusnya tidak pantas untuk diedarkan dalam media sosial. Hal tersebut seperti pornografi dan unsur sara.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline