Lihat ke Halaman Asli

Tetap Kepada-Nya

Diperbarui: 13 April 2016   14:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Mengikuti arah air mengalir mencari muara yang akan dituju, meninggalkan kisah perih di masa lalu yang membuat hati semakin berkurang ketebalannya. Mendengar kisah baru demi mengisi kesepian yang telah berlarut-larut terpendam dalam diri. Melupakan kata rindu yang tak pernah terpakai dikala aku yang tak pernah tersentuh oleh kata sadarmu. Diam membisu menantikan jarak yang dinanti semakin mendekat dan kenyataan berbicara lain, menjauh sejauh-jauhnya jarak yang tak mungkin terjangkau olehku. 

"hayooo, kamu lagi nulis apa?" sentuh Mila dipundakku mengejutkanku yang langsung saja kubalik secarik kertas yang telah terisi kata-kata tadi. 

"sudahlah, aku lapar, ayo makan" kataku seadanya demi mengalihkan perhatiannya dan juga aku memang sedang kelaparan.

"kau patah hati? ceritakan padaku" sanggah Mila kembali pada topik yang coba kuhilangkan.

"kalau makan, adabnya harus diam kan?" jawabku tetap mengalihkan. "wildan pacaran dengan temanku, airin" kataku hampir saja membuatku menangis dan menghentikan kegiatan makanku.

"lebih baik makan dulu, sudah jangan menangis". jawab Mila sambil pergi membawa makanannya ke atas balkon.

"aku ikut, aku akan makan, menangis dan kau bisa diam saja mendengarkan curhatku". jawabku dengan nada yang semakin tidak jelas 

"kau tahu kan aku menyukai dia tapi dalam diam, jadi kayak lagunya gak tahu siapa pokok intinya tanpa sempat aku miliki, tapi itu kan kenal, sini, aku sudah gak kenal, cuma cuka dari jauh terus update status di medsos yang dia gak punya itu medsos, aku tahu soalnya aku tanya dia di medsos yang dia punya dia lupa password, bohong gak ya dia? sudahlah. kayaknya aku fans nomor satunya kali ya, soalnya aku setiap hari stalker medsosnya dia, aku suka dia soalnya kalau senyum aduh, ahhhh sudahlah buat aku gila aja, mending lihat film korea yang DOTS, aduh jadi pengen punya pacar ini, maaf ya ini lagi error, ceritanya kemana-mana, terus aku harus gimana? kamu boleh ngomong sekarang, aku gak marah kok". ceritaku panjang lebar meskipun dengan makan dan menangis.

"kan situ gak kenal sama wildan kan? kenapa bikin pusing? lupakan aja, susah amat sih Del?". jawab Mila dengan solusi yang menurutku solusinya tidak tepat.

"yah kamu gak tahu? aku udah mau pacaran kali sama dia, jahat sekali kamu gak dengerin curhatku waktu itu?" jawabku dengan nada jengkel.

"ngapain sih kamu pacaran segala? iya aku tahu kamu gak pacaran, tapi kan mau, emang kamu malu sama status jomblomu itu?" balas Mila menuturi. "kamu itu gak pernah pacaran, udah gak usah coba-coba buat pacaran, iya kalau dia jodohmu kalau bukan? patah hati lagi, untung saja kamu hanya dipertemukan bukan disatukan lewat cara yang tidka baik Delaku yang unyu-unyu, mending kamu baca buku ini, pacaran setelah menikah, seru kan?" jawab Mila sambil menyerahkan buku cover warna ungu tersebut. "aku memang pernah pacaran sekali tapi aku gak nyaranin kamu buat pacaran, menyakitkan tau', mending kamu jatuh cinta kepada yang benar aja, eh aku bukan akhwat-akhwat yang udah bersih ya, aku hanya sebagai teman yang nyaranin kamu yang gak pernah pacaran dengan sudahlah begini saja toh kamu juga banyak teman kan?" lanjut Mila panjang lebar.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline