Lihat ke Halaman Asli

Melihat Hujan Sebagai Nikmat, Bukan Cobaan

Diperbarui: 12 Desember 2024   19:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Memasuki November 2024, Indonesia kembali diguyur hujan. Di berbagai tempat, genangan air mulai terlihat, terutama di wilayah-wilayah yang rawan banjir. Sayangnya, bagi sebagian orang, hujan sering dianggap sebagai hambatan. Jalanan macet, pakaian basah, hingga genangan air yang mengganggu aktivitas sehari-hari kerap membuat banyak orang kesal. Namun, pernahkah kita berhenti sejenak untuk memandang hujan dari sisi yang berbeda sebagai sebuah nikmat, bukan cobaan?

Hujan adalah salah satu elemen penting dalam siklus kehidupan. Tetesan air yang turun dari langit membawa banyak manfaat. Hujan menyuburkan tanah, mengisi cadangan air tanah, dan menjaga keseimbangan ekosistem. Bagi para petani, hujan adalah jawaban atas doa-doa mereka. Dengan turunnya hujan, tanaman tumbuh subur, ladang menjadi hijau, dan harapan panen melimpah pun semakin besar.

Selain itu, hujan juga membawa kedamaian tersendiri. Suara rintik hujan, misalnya, dapat memberikan efek menenangkan. Banyak orang merasa suasana hujan adalah momen yang tepat untuk bersantai, merefleksikan diri, atau berkumpul bersama keluarga. Dengan perspektif yang positif, hujan menjadi lebih dari sekadar fenomena alam yang menjadi rahmat yang harus disyukuri.

Namun, tidak dapat disangkal bahwa hujan juga membawa tantangan. Genangan air sering kali berubah menjadi banjir karena buruknya sistem pembuangan air. Sampah yang menyumbat selokan menjadi salah satu penyebab utama. Pohon-pohon tua yang kurang dirawat juga berisiko tumbang saat hujan deras disertai angin kencang. Di wilayah pegunungan, hujan yang berlebihan dapat memicu longsor akibat kurangnya penanaman kembali pada area yang telah mengalami deforestasi.

Alih-alih memandang hujan sebagai musibah, kita bisa memaknainya sebagai pengingat. Hujan mengajarkan kita untuk lebih peduli terhadap lingkungan. Dengan menjaga kebersihan selokan, melakukan reboisasi, dan merawat pohon-pohon tua, kita dapat meminimalkan dampak buruk yang disebabkan oleh hujan.

Pada akhirnya, hujan adalah bagian dari siklus kehidupan yang penuh makna. Jika kita mampu melihatnya dari sisi yang positif, hujan tidak lagi terasa seperti cobaan, melainkan sebuah nikmat yang patut disyukuri. Mari belajar menikmati setiap tetes hujan yang jatuh, karena di dalamnya terkandung rezeki, pelajaran, dan harapan bagi kehidupan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline