Jika berbicara mengenai Indonesia yang merupakan negara tropis dan juga negara kepulauan, maka kita akan membayangkan pantai dan laut. Keindahannya yang menjadi daya tarik untuk warga negara Indonesia maupun luar negeri untuk dinikmati. Dengan kemudahan akses informasi di zaman serba milenial sekarang ini, pergi berlibur ke berbagai daerah di Indonesia sangat mudah.
Salah satu destinasi berlibur yang mulai ramai oleh masyarakat adalah pariwisata bahari. Terdapat berbagai kegiatan yang dapat dilakukan seperti diving, sea walking dan snorkeling. Namun, sadarkah kita bahwa kegiatan tersebut berpotensi menggangu keberlangsungan hidup terumbu karang?
Menurut berbagai penelitian, pengujung yang melakukan aktifitas diving, sea walking dan snorkeling paling tidak pernah sekali melakukan kontak fisik secara langsung maupun tidak langsung terhadap terumbu karang. Sekarang ini, menyelam tanpa membawa peralatan kamera pun dirasa kurang. Penyelam yang menggunakan kamera, biasanya lebih rentan melakukan kontak fisik dengan terumbu karang daripada yang tidak membawa kamera.
Perilaku serupa terjadi kepada kapal mebawa pengujung yang hendak menyelam. Kapal-kapal tersebut melepaskan jangkar tidak pada tempatnya sehingga mengenai terumbu karang. Apa akibatnya? Terumbu karang yang tersentuh tersebut dapat patah bahkan parahnya dapat rusak. Tidak hanya itu, aktifitas tersebut jugalah menjadi salah satu penyebab terumbu karang terjangkit penyakit.
Hotel dan Resort
Pariwisata yang baik tentu didukung oleh sarana dan prasarana yang baik pula, seperti penginapan yang dapat berupa hotel maupun resort. Kedua hal tersebut sama-sama memberikan kebutuhan papan sementara bagi para pengunjung. Semakin pesat pertumbuhan pariwisata bahari, tentu menyebabkan berkembangnya hotel dan resort tersebut. Dapat kita perhatikan, sudah semakin banyak hotel maupun resort yang berkembang di sekitar pantai dimana pengujung dapat menikmati liburannya.
Namun, masih banyak hotel yang tidak memperdulikan sampah atau limbahnya. Kemanakan limbah mereka? Tentu, hal yang paling mudah adalah dengan membuangnya ke laut. Akibatnya? Tentu akan menimbulkan banyak permasalahan, salah satunya adalah terumbu karang. Limbah dan sampah akan dengan mudah mempengaruhi kualitas hidup terumbu karang yang sensitif dengan perubahan lingkungan.
Terumbu Karang
Mengenai terumbu karang, tidak hanya sebagai penghias lautan Indonesia, namun mereka memiliki banyak kegunaan lain yang tidak kita sadari. Perlu kita ketahui bersama, terumbu karang merupakan organisme hidup yang tinggal di karang dasar laut. Mereka pun mempunyai kegunaan yang beragam, selain menjadi tujuan wisata bahari. Terumbu karang diketahui menjadi penjaga atau barrier bagi pantai dari terjangan ombak besar, sehingga meminimalisir abrasi pantai. Terumbu karang menjadi tempat hidup biota laut seperti ikan kecil.
Terumbu karang pula lah yang menjadi salah satu faktor keberlangsungan suatu kelompok ikan kecil. Jika terumbu karang masuk kategori rusak, mungkin kamu tidak akan melihat ikan-ikan kecil di area tersebut. Lalu, juga di jadikan tempat penelitian oleh para ilmuan. Diperkirakan masih banyak biota laut yang belum ditemukan oleh para peneliti.
Strategi Penanggulangan
Hal-hal tersebut jika terus berlangsung dengan kondisi pariwisata bahari yang kian meningkat, tentu sebuah proyeksi anak cucu kita tidak dapat lagi menikmati keindahan terumbu karang di Indonesia bukan lagi sekedar mimpi buruk. Tentu, strategi-strategi yang jitu harus dicanangkan agar pariwisata berjalan selaras dengan perkembangan terumbu karang. Wisata menyelam digemari oleh berbagai kalangan, dari para ahli menyelam hingga pengunjung biasa sekali pun merasa tertarik untuk mencoba pengalaman menyelam.
Menyediakan titik-titik selam bagi pengujung sesuai dengan keterampilan mereka dalam menyelam, merupakan salah satu startegi yang tepat. Titik tersebut juga berlaku untuk kapal mengantar pengunjung menyelam. Dapat disediakan titik yang berfungsi untuk kapal-kapal tersebut 'parkir'.Begitu pula dengan hotel dan resort yang berada di pesisir pantai, hendaknya mereka peduli dengan sampah yang mereka hasilkan. Salah satu alternatif adalah dengan pihak hotel melakukan pendekatan pengolahan limbah. Selain itu, dengan memberikan edukasi kepada pengujung juga akan meningkatkan pengetahuan mereka akan pentingnya menjaga lingkungan pantai.