Universitas PGRI Madiun (UNIPMA), menghadirkan Internasional Guest Lecture untuk memberikan perkuliahan pada hari Kamis (14/11) di Sanggar Bahasa Indonesia. Pada kegiatan guest lecture kali ini UNIPMA menghadirkan dosen dari salah satu universitas di Filipina, Nuefa Ejica University of Sience and Technology (NEUST), yaitu Mr. Darwin M. Andreas. Sir Darwin M. Andreas memberikan perkuliahan bagi mahasiswa semester 1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas PGRI Madiun.
Saat pelaksanaan guest lecture, Sir Darwin M. Andreas didampingi oleh salah satu Dosen UNIPMA, yaitu Ibu Asri Musandi Waraulia S.Pd., M.Pd. Tinuntun Purwaningdyah, mahasiswi semester 1, menjelaskan bahwa materi yang disampaikan oleh Sir Darwin M. Andreas adalah tentang metode dan teori pembelajaran, terutama tentang teori behavioristik yang sering digunakan dalam pendidikan.
Tinuntun puswaningdyah juga menyampaikan kegiatan ini disambut antusias oleh mahasiswa semester 1 sebagai mahasiswa baru (maba), karena menjadi pengalaman pertama belajar langsung dengan dosen internasional. Selain materi yang menarik, penggunaan bahasa inggris selama kelas berlangsung dinilai mampu meningkatkan pemikiran mahasiswa tentang pentingnya penggunaan bahasa inggris.
Dengan menghadirkan dosen internasional, guest lecture ini dapat menjadi agenda rutin Universitas PGRI Madiun. Mahasiswa menganggap hadirnya Internasional Guest Lecture adalah hal positif yang dapat diterapkan metode mengajarnya di UNIPMA, dan bisa terus berlanjut. "Kegiatan ini dilanjutkan bisa, karena siapa yang tidak mau belajar dari dosen internasional. Tapi, harapan saya pribadi pengajar seperti Sir Darwin bisa berasal dari Dosen UNIPMA sendiri, di mana menggunakan bahasa inggris pada saat sesi perkuliahan", ungkap Tinuntun Purwaningdyah.
"Banyak manfaat yang bisa diambil dari adanya guest lecture, mahasiswa mengetahui bagaimana perbedaan mengajar dari luar negeri dan Indonesia, karena pasti ada perbedaan, pembelajaran lebih berwarna dan tidak monoton. Selain itu, sebagai calon pendidik, mahasiswa akan lebih tergerak untuk menjadi pendidik yang lebih modern daripada saat ini. Modern dalam artian pendidik yang menguasai metode pengajaran. Jika pendidik memiliki ilmu yang luas, ilmu itu dapat diterapkan di kelas maupun di luar kelas", lanjut Tinuntun Purwaningdyah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H