Lihat ke Halaman Asli

Dinar Febri Budiman

Aku tak pernah mencela hujan karena yang ku harap reda itu kecewamu

Di Manakah Muara Bahagiaku?

Diperbarui: 8 Oktober 2022   17:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: moviesframes.tumblr.com

Dunia menjadi ratapan atas terhapusnya mimpi

Banyak kesedihan dari apa yang telah terjadi.

Oh Tuhan maafkan aku karena jasad ini ingin terus berbaring meski belum mati

Aku sangat lelah karena langkah-langkah ini.


Adakah jalan lain agar menjadi dewasa terlepas dari luka.

Rasa yakin yang telah terbangun kini runtuh berhamburan dan kepingnya sulit direkatkan kembali.

Aku bertanya pada waktu yang mengalir, kapan dan di mana muara bahagiaku?


Semua memudar oleh air mata.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline