Tulisan ini saya buat bersama Millatina Tsalis Rahmani, mahasiswi tingkat akhir Program Studi D3 Sekolah Tinggi Analis Bakti Asih
Kawan saya memiliki seorang ibu yang usianya kini 79 tahun. Sang ibu mengalami gangguan jantung dan pembuluh darah (penyakit kardiovaskular), tepatnya congestive heart failure (CHF) dan sudah memakai dua buah kateter (ring) di pembuluh darah jantungnya. Berikut adalah cerita kawan saya tersebut yang terus mendampingi ibunya.
Gejala Yang Dialami
Mengurus ibunya, termasuk menyiapkan makan dan keperluan sehari hari, mengambil rujukan, mengantar ibunya untuk melakukan uji laboratorium, dan mengantar ibunya konsul berkala memeriksakan fungsi jantung adalah kegiatan di antara pekerjaan rutin kawan saya.
Ibunya memasuki usia 79 tahun tentu sudah masuk kategori lanjut usia (lansia). Bahkan jika menggunakan kategori dari Departemen Kesehatan (Depkes), beliau tentu sudah masuk kelompok lansia resiko tinggi yaitu lansia yang berusia lebih dari 70 tahun.
Penggolongan lansia menurut Depkes adalah :
a) Lansia dini (55 -- 64 tahun), merupakan kelompok yang baru memasuki lansia.
b) Lansia (65 tahun ke atas).
c) Lansia resiko tinggi, yaitu lansia yang berusia lebih dari 70 tahun.(1)
Sudah dari sekitar sepuluh tahun yang lalu sang ibu mulai merasakan gangguan pada jantungnya, tetapi kawan saya sekeluarga tidak menyangka hal tersebut adalah gejala gangguan jantung. Gejalanya mirip dengan sakit tukak lambung, tetapi pemberian obat lambung tak membuahkan hasil. Sang ibu juga merasakan debar-debar di dada seperti ketakutan tanpa alasan yang jelas.