Lihat ke Halaman Asli

Dinar PutriHerlambang

Mahasiswa Universitas Airlangga

Tantangan Masyarakat Indonesia di Tengah Era Globalisasi

Diperbarui: 13 Juni 2022   16:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Tatanan dalam kehidupan telah membawanya ke ranah internasional. Ini berlaku untuk berbagai lini kehidupan. Misalnya dalam bidang politik, sosial, ekonomi, agama, dan khususnya dalam bidang teknologi dan budaya. Masyarakat di era sekarang ini bisa dikatakan cukup sulit untuk menghindari derasnya arus perubahan yang disebabkan oleh kecanggihan teknologi informasi. 

Oleh karena itu, tidak dapat dipungkiri bahwa setiap orang secara tidak langsung dan mau tidak mau 'dipaksa' untuk jatuh ke dalam 'Era Globalisasi'. Hal ini kemudian menjadi tantangan bagi generasi muda yang dicanangkan sebagai penentu masa depan bangsa. 

Kalau dipikir-pikir, saat ini generasi muda lebih dominan memilih menghabiskan waktu dengan berbagai fitur aplikasi di gadgetnya daripada menghabiskan waktu menjelajah dan mempelajari budaya nusantara. 

Pusat perbelanjaan modern, gedung bioskop dan juga tempat-tempat yang memberikan hiburan seperti karaoke dan lain-lain juga lebih diminati generasi muda dibandingkan sanggar seni yang menyuguhkan budaya lokal. Pengetahuan tentang budaya asing terkadang membuat orang lebih tertarik dan menyukainya daripada budaya lokalnya sendiri. 

Meski begitu, kita tidak boleh naif jika zaman sekarang serba modern, namun kita harus tetap berpegang pada adat dan budaya nusantara tempat kita tinggal dan dilahirkan. Kemudian banyak budaya asli Indonesia yang diklaim sebagai salah satu identitas negara. Misalnya, ketika negara tetangga mengklaim Reog Ponorogo, Lagu Soleram atau Tari Pendet. 

Masyarakat Indonesia sangat marah bahkan marah dengan fenomena ini. Namun jika kita menengok ke belakang, banyak dari kita yang belum mencoba untuk mengetahui, mempelajari, bahkan merasa bahwa kita termasuk dalam kesenian daerah. 

Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa tanggung jawab untuk memelihara budaya lokal terletak pada generasi muda saat ini dan yang akan datang. Jika hal ini sudah dilakukan, sudah saatnya generasi muda menerobos pusaran globalisasi dengan tetap berpegang pada budaya yang ada. Tanggung jawab ini tentu tidak mudah mengingat estafet budaya bangsa harus diwariskan kepada generasi mendata

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline