yang terukur dan terarah. Proses konseling diperlukan keterampilan- keterampilan khusus konselor. Penggunaan keterampilan-keterampilan semacam ini bisa jadi sangat membantu untuk membuat seseorang yang bermasalah menjadi terbantu. Meski demikian, perlu dipahami bahwa memiliki kemampuan menerapkan beberapa keterampilan konseling tidak lantas menjadikan
seseorang memiliki kualifikasi sebagai seorang konselor. Lantas bagaimana seseorang bisa disebut sebagai konselor? Abraham masloowmeng - analogikan pekerjaan konselor dengan pekerjaan tukang kayu. Tukang kayu mempunyai berbagai macam peralatan dan perlengkapan yang biasanya diwadahi dalam sebuah kotak kayu. Mulai dari palu, gergaji, obeng, meteran, tali, paku ada di kotak tersebut. Ada dua macam tukang kayu ditinjau dari level kemampuannya: tukang kayu master dan tukang kayu reguler (umum/biasa). Tukang kayu master punya kemampuan yang tidak dimiliki tukang kayu biasa. Ia bisa memunculkan intuisi atau feeling tentang kayu yang hendak ia kerjakan lengkap dengan peralatan yang musti ia gunakan untuk "menggarap" kayu tersebut. Kathry Geldard dalam Keterampilan Dasar Konseling (2011) menjelaskan, seorang konselor harus memiliki pengetahuan dalam bidang psikologi, perkembangan manusia dan proses perubahan. Orang-orang dengan kualifikasi ini terlatih untuk menggunakan keterampilan -keterampilan konseling tingkat lanjut dalam konteks pendekatan terapis tertentu sesuai dengan pilihan mereka. -DBU-
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H