Lihat ke Halaman Asli

Konflik Pedagang di Pantai Kenjeran Surabaya: Perspektif Marxisme dan Dampak Sosialnya

Diperbarui: 27 Desember 2023   13:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pantai Kenjeran, salah satu tempat wisata paling terkenal di Surabaya, telah menjadi saksi dari pertumbuhan pesat sektor pariwisata dan perdagangan. Di balik keindahan alamnya, bagaimanapun, terdapat aktivitas sosial yang sering menyebabkan perselisihan antara pedagang yang beroperasi di sana. Pantai Kenjeran selalu menarik banyak orang, terutama di akhir pekan dan hari libur. Banyak pedagang lokal memulai bisnis di sekitar pantai karena popularitasnya. Pedagang Pantai Kenjeran, yang sebagian besar berasal dari kelas pekerja, telah terlibat dalam konflik dengan pemerintah dan pejabat lokal. Mereka menentang tindakan penertiban dan pembatasan bisnis mereka, yang dianggap sebagai manifestasi konflik antara kelas pemilik dan pekerja.

Menurut teori Marxisme, kelas pekerja diperlakukan tidak adil dalam sistem kapitalis, dengan akses terbatas terhadap kekayaan dan sumber daya. Jumlah pedagang yang beroperasi tanpa regulasi yang jelas semakin meningkat, yang menghasilkan persaingan yang ketat dan kemungkinan konflik. Seringkali, sumber konflik adalah persaingan sengit untuk lokasi strategis. Misalnya, lokasi yang dekat dengan jalur utama atau area parkir dianggap lebih menguntungkan dan sering menjadi lokasi yang paling dicari.

Ketidakpuasan dan persaingan yang tidak sehat dapat terjadi karena beberapa pedagang menggunakan taktik promosi dan penetapan harga yang agresif. Perdagangan pantai menjadi lebih sulit karena tidak ada peraturan dan standar operasional yang jelas, dan izin usaha diberikan dengan cara yang berbeda. Pertentangan antar pedagang memengaruhi stabilitas ekonomi mereka sendiri dan kenyamanan pengunjung. Selain itu, konflik yang berkelanjutan dapat merusak reputasi Pantai Kenjeran sebagai tempat wisata.

Selain itu, konflik ini mencerminkan perjuangan kelas yang menjadi fokus utama dari ideologi Marxisme. Pemerintah setempat mewakili kepentingan kelas pemilik yang berusaha untuk mengontrol ruang publik dan sumber daya ekonomi. Di sisi lain, pedagang di Pantai Kenjeran berjuang untuk mempertahankan uang mereka dan mendapatkan akses ke sumber daya ekonomi. Menurut teori Marxisme, konflik pedagang di Pantai Kenjeran dapat dianggap sebagai contoh nyata dari konflik kelas yang terjadi dalam struktur ekonomi kapitalis. Untuk memahami dinamika konflik sosial dan ketidakadilan ekonomi yang mendasarinya, teori ini menawarkan perspektif yang relevan.

Karl Marx menciptakan teori Marxisme, yang menekankan konflik sosial antara kelas pekerja (atau proletariat) dan kelas pemilik (atau bourgeoisie). Selain itu, teori Marxisme menekankan ketidakadilan dalam pembagian sumber daya dan kekayaan dalam sistem ekonomi kapitalis. Dalam konteks seperti ini, pemahaman tentang teori Marxisme dapat membantu dalam menganalisis dan mengatasi konflik antara pedagang dan pemerintah serta mempertimbangkan solusi yang lebih adil dan masuk akal bagi semua pihak yang terlibat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline