Para ahli tidak henti-hentinya untuk selalu menemukan inovasi terbaru agar dapat menunjang kehidupan manusia menjadi lebih baik. Teknologi terus berkembang dengan pesat, dan setiap tahun kita melihat kemajuan yang luar biasa yang memengaruhi cara kita bekerja, berkomunikasi, dan hidup. Inovasi-inovasi terbaru ini telah merubah dunia kita secara signifikan.
salah satunya kecerdasan buatan (AI), pasti tidak asing lagi ditelinga kita. inovasi tersebut sangat terkenal saat ini dikalangan masyarakat luas, karena dengan adanya AI dapat mempermudah kegiatan kita dalam mencari informasi, namun AI ini memiliki kekurangan yaitu tidak mencantumkan sumber yang jelas, sehingga terkadang informasi yang kita dapat tidak terlalu akurat. AI memiliki keterkaitan dengan salah satu teori Nietzsche yaitu ubermensch, atau suatu konsep yang meyoroti ide individu yang mampu melampaui norma - norma dan moralitas tradisional untuk menciptakan nilai - nilai baru dan lebih tinggi.
Kecerdasan Buatan (AI) adalah bidang ilmu komputer yang dikhususkan untuk memecahkan masalah seperti pembelajaran, penciptaan, dan pengenalan gambar. AI memungkinkan mesin untuk belajar dari pengalaman, menyesuaikan input-input baru, dan melaksanakan tugas seperti manusia. AI memiliki berbagai aplikasi dalam berbagai bidang, mulai dari ekonomi, sains, obat-obatan, hingga militer. Namun, terdapat beberapa tantangan etis yang terkait dengan pengembangan dan penerapan AI, seperti pengangguran pekerjaan manusia, ketidakadilan dan diskriminasi, dan kemampuan untuk menjawab diagnosa dan pertanyaan pelanggan. AI juga memiliki beberapa manfaat, seperti memecahkan masalah yang kompleks, membantu dalam pemrosesan dokumen cerdas, dan meningkatkan kemampuan manusia dalam berbagai bidang. Namun, terdapat juga dampak negatif dari AI, seperti penggantian pekerjaan manusia, melebihi terbukanya peluang kerja, dan kemungkinan penyalahankan teknologi kecerdasan buatan.
Teknologi kecerdasan buatan (AI) memiliki beberapa sisi negatif yang terkait dengan dampak pada kehidupan manusia dan masyarakat. AI menjadi penyoroti pekerjaan manusia dalam berbagai bidang, karena mesin dapat menjalankan tugas yang sebelumnya memerlukan keterampilan manusia. AI cenderung mengambil keputusan berdasarkan data yang ada, yang mungkin mencakup bias dan diskriminasi. AI dapat melakukan kesalahan fatal saat menangani tugas yang kompleks, tergantung pada kualitas data yang ada dan algoritma yang digunakan. Ketergantungan pada AI dapat membuat manusia menjadi lebih lambat dalam proses berpikir kreatif karena sudah terbiau dibantu oleh kecerdasan buatan.
Nah itulah tadi keterkaitan antar teori Nietzsche dengan kecerdasan buatan atau AI yang sering kita gunakan dalam kehidupan sehari - hari. Namun perlu diingat bahwa kita juga harus bijak dalam menggunakan inovasi teknologi terbaru agar kita sendiri mendapatkan manfaatnya dari adanya teknologi tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H