Guyub rukun dapat mengandaikan manusia sebagai homo socius artinya adalah makhluk yang bermasyarakat. Bermasyarakat berarti berkumpul dengan yang lain karena saling membutuhkan. Syarat terjadinya masyarakat, setidaknya didasari saling menghargai antar individu. Nilai saling menghargai ini akan menciptakan rasa nyaman dalam kelompok. Kelompok masyarakat akan merasa lebih mudah mencapai tujuannya apabila sudah terjadi keguyuban dan kerukunan. Istilah rukun tetangga (Rt) atau rukun warga (Rw) menunjukan asas dalam masyarakat yang bermukim di wilayah tersebut tidak ada pertentangan. Semua warga sepakat untuk hidup rukun, tidak saling mengganggu sehingga tercipta suasana nyaman.
Guyub-rukun mengandung tujuan adanya ketentraman, nilai saling menghargai antara satu dengan lainnya, sifat demokratis dan toleransi. Rukun tercermin pula dalam kata gotong royong. Tidak akan pernah ada gotong royong jika tidak ada guyub rukun antar warga. Gotong royong dalam kehidupan masyarakat, guyub rukun merupakan modal awal untuk mencapai sesuatu tujuan. guyub rukunnya warga kampung agar mendapatkan keharmonisan antar warga
Pada acara gotong royong untuk persiapan Suroan dan Qotmil Quran di Desa Wotan, suasana penuh kebersamaan dan semangat kerja sama sangat terasa. Sejak pagi, warga desa sudah mulai berkumpul di balai desa, masing- masing dengan peran yang sudah dibagi sebelumnya. Bapak-bapak dan pemuda desa bertanggung jawab menyiapkan perlengkapan di balai desa. Mereka mengatur tenda, meja, kursi, serta memasang dekorasi sederhana yang mencerminkan nuansa kearifan lokal. Sementara itu, di dapur umum yang berada di rumah salah satu warga, ibu-ibu desa bahu-membahu menyiapkan hidangan untuk acara nanti
Di desa ini, budaya dan agama bukanlah dua hal yang berdiri sendiri. Keduanya saling terkait dan memperkuat satu sama lain. Gotong royong yang diwariskan dari leluhur menjadi lebih bermakna ketika didasari niat ikhlas dan rasa syukur kepada Tuhan. Sebaliknya, ibadah dan ritual keagamaan menjadi lebih kaya makna ketika dilakukan dalam semangat kebersamaan dan saling mendukung.
Jadi, di Desa Wotan, nilai-nilai ini hidup dalam keseharian. Mereka tidak hanya dijalankan saat ada acara tertentu, tetapi juga terlihat dalam sikap
warga saat saling membantu, menghormati, dan menjaga kebersamaan dalam segala hal, dari urusan kecil seperti berbagi hasil panen hingga mengurus hal besar seperti membangun fasilitas desa. Warga Desa Wotan percaya, dengan menjaga budaya dan agama, mereka juga menjaga keseimbangan hidup dan kebahagiaan bersama.baik dalam skala kecil di keluarga maupun dalam skala yang lebih luas di masyarakat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H