Lihat ke Halaman Asli

Resensi "Jodoh", Awal Cerita Bahagia

Diperbarui: 26 Agustus 2018   16:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Jodoh itu tidak sebatas pertemuan laki-laki dan perempuan yang saling mengasihi kemudian mengikat janji setia. Akan tetapi, bagi saya, jodoh bisa diartikan sebagai persahabatan, pertemuan, pekerjaan, karier, pendidikan, dan permusuhan.  Tak hanya itu, jodoh juga berarti banyak hal. Akan tetapi, Jodoh yang dikisahkan Fahd Pahdepie pada novelnya tersebut mengisahkan dua belahan jiwa yang menyatu menjadi satu untuk memutuskan berlayar bersama antara seorang laki-laki dengan perempuan.

Jodoh yang diungkap Fahd pada novelnya yang berjudul sama itu mengisahkan hubungan asmara Keara dengan Sena. Novel manis dan dibalut dengan pesan moral agama ini layak untuk dibaca serta dikoleksi. Ditambah, alurnya yang maju mundur cantik. Walaupun terkadang gemas dengan untaian kata dalam alurnya, saya tetap setia menuntaskannya.

Dari Novel "Jodoh", jiwa romantis dan kegelisahan saya kembali muncul. Bagaimana tidak, sejak menikah, saya menganggap bahwa novel cinta itu sebatas pemanis suatu kisah karena kenyataannya menikah merupakan hal yang kompleks tapi mudah dan santai untuk dijalani. Proses menemukan jodoh merupakan hal indah untuk dikenang bagi banyak orang. Nah, proses indah dan berliku inilah yang diungkap oleh Fahd melalui dua tokoh di dalamnya. Yaitu, diawali dengan pertemuan pertama Sena dengan Keara, masa remaja keduanya, hingga dewasa. Kisah yang sebenarnya simpel dan 'biasa' banget. Akan tetapi, simpel dan 'biasa' banget itu terbantahkan karena semua orang memiliki jalan masing-masing untuk mendapatkan jodoh terbaiknya. Nah, disinilah peran seorang penulis untuk mengisahkannya menjadi menarik.

Perjuangan Keara dengan Sena untuk mewujudkan hubungan sebagai kekasih layaknya remaja pun hadir dengan bertukar surat dan mengadakan pertemuan diam-diam saat mereka di pesantren. Tak hanya itu, dikisahkan bagaimana Sena melawan rasa yang dia pendam kepada Keara sejak mereka pertama kali bertemu di hari pertama mereka bersekolah di SD Pembangunan I (halaman 11). Usai menamatkan pendidikan di pesantren, Keara dan Sena pun melanjutkan studi ke perguruan tinggi hingga keduanya harus berpisah karena berbeda kota. Kemudian, keduanya bertemu kembali. 

Selanjutnya? Silakan ditebak sendiri dan mencari tahu melalui kisah ini karena seperti yang tertulis pada halaman cover belakang,"Orang yang kau sangka belahan jiwa sering kali hanyalah perantara, atau justru pengalih perhatian dari belahan jiwamu yang sesungguhnya."

Yup, setidaknya membaca Jodoh-nya Fahd Pahdepie merupakan awal cerita bahagia untuk memulai harimu.

***

Judul: Jodoh
Penulis: Fahd Pahdepie
Penerbit: Bentang, Yogyakarta
Tahun: 2016
Cetakan: 7

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline