Setelah sekian lama menunggu, AADC (Ada Apa Dengan Cinta) 2 pun tayang di bioskop-biskop di Indonesia, salah satunya di Tangerang. Saya termasuk penonton yang terlambat menonton film tersebut di salah satu jaringan XXI di Kota Tangerang.
AADC 2 sama kerennya dengan AADC 1. Keren dari alur cerita yang dikemas dengan apik. Penokohan yang stabil dan kuat. Chemistry yang terjalin masih terasa di dalam kisahnya. Dengan begitu, tak aneh jika AADC 2 kembali mengulang sukses AADC 1 menjadi box office di Indonesia.
Saya menonton AADC 1 saat kuliah di salah satu universitas negeri di kota kembang. Saat itu, saya bersama beberapa teman kost menanti dengan sabar premier filmnya di sebuah mall di kota kembang. Kami diteraktir oleh salah seorang teman kost yang berulang tahun. Senang, tentu saja walaupun lelah karena antre cukup lama hingga sempat bermain rollercoaster di mall tersebut. Kami juga mengantre bergantian. Saat giliran saya istirahat antre, saya dan seorang teman lainnya bermain rollercoaster. Kemudian, saat giliran saya antre, teman-teman saya yang lain memilih menikmati kudapan sembari memperhatikan saya dari kejauhan. Usai menonton premier, di kesempatan lainnya, saya kembali menonton AADC 1. Kali ini, bersama gebetan di salah satu bioskop di Jakarta. Kemudian, kesempatan ketiga yang berbeda, menemani seorang teman kuliah menonton di bioskop yang sama ketika saya menonton premiernya di kota kembang. Rasanya, jika sang partner mengajak menonton AADC 2 untuk kedua kalinya, saya sulit untuk menolaknya. Ya, AADC 2 memang fenomenal.
AADC 2 memang fenomenal. Buktinya, usai membaca kritikan para haters mengenai adegan ciuman Rangga dan Cinta sebanyak 3 kali, saya iseng mengitung adegan tersebut. Well, adegan itu hanyalah 'pemanis' cerita karena secara umum AADC 2 memang fenomenal. Yup, sekali lagi fenomenal. Tiga kali adegan ciuman itu tidak membuat saya berpikir negatif atau kotor. Ya, walaupun menurut saya sebagai penonton awam yang senang dengan romantika percintaan Rangga dan Cinta, mungkin akan lebih bijak jika adegan tersebut dilakukan ketika mereka disahkan sebagai suami-istri sesuai dengan ajaran agama yang saya anut.
Lalu, ketidakhadiran Ladya Cheryl (Alya) bukan alasan utama bagi saya untuk tidak menikmati euforia positif atas kesuksesan AADC 2 yang disutradarai Riri Reza dan diproduseri Mira Lesmana. Tanya mengapa? Jawabnya mudah! Hal itu karena saya tidak baper akan ketidakhadiran Alya. Walaupun sedih, saya terus move on dengan para tokoh AADC 2 yang juga bergerak dalam kehidupannya itu.
Persahabatan, romantika Rangga dan Cinta, kembali keluarga, bekerja keras dengan penuh cinta, serta menikmati masa lalu dengan kepahitan dan senyuman adalah beberapa pesan sederhana yang saya tangkap pada AADC 2. Pesan yang sebetulnya hampir sama seperti halnya dengan AADC 1. Walaupun sederhana, penampilan aktor serta dukungan segenap pihak pada film itulah yang memperkuat AADC 2 kembali box office. Fenomenal!
Fenomenalnya lagi, saya sempat beberapa kali memperhatikan anting-anting yang dikenakan Cinta selama AADC 2 berlangsung. Kira-kira, Cinta membelinya dimana, ya? Saya ingin juga membelinya. Melihat anting-anting tersebut, saya ingat beberapa koleksi anting yang dimiliki sejak remaja namun sepertinya anting yang dikenakan Cinta bukanlah jenis anting-anting yang saya miliki.
AADC 2 memang layak box office karena tak sebatas fenomenal...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H