Lihat ke Halaman Asli

Nostalgia Bersama Argo Parahyangan

Diperbarui: 8 Februari 2016   12:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Minggu, 7 Februari 2016, Pukul 11.00 wib, saya menaiki Kereta Api Argo Parahyangan menuju Stasiun Gambir dari Stasiun Hall Bandung. Saya memilih pulang dengan kereta supaya lebih santai. Memang, terdapat beberapa alternatif transportasi darat lainnya yang dapat dipilih menuju Jakarta, seperti bus dan travel.

Nostalgia bersama Argo Parahyangan. Banyak kenangan yang terus memutar di benak saya sepanjang jalan menuju Gambir. Kenangan itu sebagian besar adalah kenangan manis. Di beberapa kesempatan, saya sempat mendapatkan tiket berdiri dan alhamdulillah mendapatkan kursi di restorasi tanpa perlu membayar lagi. Kursi itu saya peroleh setelah meminta bantuan seorang porter di stasiun. Beberapa penumpang lainnya pun melakukan hal yang sama dengan saya tapi ada yang mendapatkan bangku di restorasi dengan atau bantuan porter. Belum lagi, lambaian tangan kedua orangtua yang melepas saya pergi dengan kecemasan. Utamanya, ketika mengetahui bahwa sebelah saya adalah pria yang tampaknya 'membahayakan' perjalanan putrinya tapi alhamdulillah semua lancar dan baik-baik saja.

Kala itu, menaiki kereta Argo Gede dan Kelas Eksekutif di Parahiyangan merupakan prestise tersendiri. Keren dan nyaman, pastinya. Akan tetapi, bukan berarti Kelas Bisnis di Parahiyangan tidak keren dan nyaman. Yang membedakan adalah kondisi di dalamnya, mulai tiket, bangku, jendela, toilet, lantai, hingga angin masuk-keluar dalam gerbong.

Kini, Argo Gede dan Parahiyangan dilebur menjadi Argo Parahyangan dengan kelas eksekutif dan bisnis sehingga terdapat tarif yang berbeda dalam satu rangkaian. Tak hanya dari St Hall, Jatinegara, dan Gambir, saat ini, para penumpang dapat naik dan turun di Cimahi dan Bekasi. Keramahan tetap sama dengan yang saya dapatkan sejak dahulu kala. Pemandangan dari balik jendela kereta pun tak jauh berbeda, hanya nampaknya tidak sehijau dahulu. Romantisme tetaplah sama.

Jadi, insya Allah, sejauh ini nyaman saja menaiki Argo Parahyangan. Kalaupun terlambat baik pergi maupun tiba di tujuan, maklumi sajalah....

Dokumen Foto: Pribadi (Menunggu kedatangan kereta api di St. Hall Bandung)

 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline