Lihat ke Halaman Asli

Mereka Tetaplah Manusia

Diperbarui: 25 Juni 2015   05:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Dulu, ketika seorang ustad menikah lagi dengan perempuan yang lebih muda daripada istri pertamanya, saya sempat geram. Bagaimana tak geram, istri pertama si ustad itu, menurut saya, adalah istri yang solehah, pintar, serta sehat secara jasmani dan rohani. Sehat di sini berarti bahwa istri ustad itu telah melahirkan anak-anak yang soleh dan solehah, insya Allah. Saya pun menjadi antipati terhadap ustad tersebut. Kemudian, ketika hal tersebut saya bicarakan dengan seorang teman, dia bertanya mengapa saya harus antipati. Apakah ustad itu pernah menyakiti saya dan berbagai pertanyaan lainnya. Lalu, di ujung pertanyaannya, dia bertanya,"Ustad itu manusia, kan?" Saya terdiam dan mengangguk.

Lalu, ada kasus lagi. Kala saya sering membalas postingan video SNSD di sebuah jejaring sosial dengan teman saya, lagi-lagi saya kembali berhadapan dengan 'temannya ustad'. Saya tak tahu mengapa tiba-tiba saja 'temannya ustad' itu berdoa semoga saya tak menjadi alay, kamseupay, dan militan. Saya pun sebal dengan 'temannya ustad'. Mereka senang sekali menasehati saya dan meminta saya untuk kembali ke jalan yang benar. Saya pun bingung mengapa kesenangan pribadi diusik. Kembali saya curhat kepada teman saya yang bukan termasuk golongan putih, dia biasa saja seperti saya. Komentar dia tetaplah sama,"Mereka tetaplah manusia."

Lalu, berbagai hal unik pun saya baca, dengar, dan lihat.... Feminisme (ah, mengenai hal ini sudah saya pelajari dan paham, istilah kerennya sudah katam), Liberalisme, dan berbagai isme lainnya, termasuk 'paham'nya Lady Gaga yang akhir-akhir menjadi kontroversi. Kala memperhatikan hal itu, saya pun berpikir,"Ah, mereka tetaplah manusia. Untuk amalan ibadah, biarlah itu menjadi urusan masing-masing. Walaupun, ya memang, kita juga sebaiknya memperingatkan orang lain mengenai hal-hal negatif yang akan dialami jika mereka memilih sesuatu yang memang melenceng dari ajaran agama."

Sekali lagi, tindakan, pemikiran, ucapan, dan sebagainya baik frontal apalagi kamseupay, mereka tetaplah manusia. Berkaitan dengan hal ini, saya jadi inget artikel di sebuah majalah perempuan islami, yaitu dosa yang dilakukan kepada manusia harus kita selesaikan dengan manusia, dia 'kan merugikan pihak lain, selesaikan dahulu antarmanusia baru bertaubat kepada Allah Swt."

Begitulah. Mungkin Allah SWT memberikan tambahan usia kepada saya supaya bisa menyelesaikan hal-hal yang berkaitan dengan manusia baik yang menguntungkan maupun merugikan dan tetap bertaubat kepada Allah SWT. Wallahualam.





BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline