[caption id="attachment_314670" align="aligncenter" width="300" caption="Koleksi Foto Pribadi"][/caption]
Di tengah gonjang-ganjing copras-capres, utamanya saat Ramadhan, saya tetap berusaha membaca dan menadaburkan kitab suci, Al-Qur'an. Salah satu yang menarik perhatian saya adalah Al-Quran terjemahan Perjuz: 1-30, Al-Ghaffar. Menarik karena Al-Qur'an tersebut dikemas dalam 30 buku kecil yang terbagi atas 30 juz sehingga lebih nyaman dibaca, tidak sibuk menghitung berapa banyak surah, juz, dan halaman lagi yang masih harus dibaca. Tak terasa, pelan-pelan 1 juz pun tuntas dibaca dan dipahami per hari. Insya Allah, diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Terkadang, jika tak sibuk, sehari bisa dituntaskan 2 juz. Insya Allah, semoga saja Ramadan kali ini bisa khatam Al-Qur'an karena malu rasanya baru satu kali khatam sepanjang hidup saya. Jika tak khatam, maka insya Allah, tak lama usai Ramadan bisa khatam.
Awalnya, saya tertarik dengan kemasan Al-Qur'an yang cetak oleh Al Huda, Kelompok Gema Insani, saat berjalan-jalan menunggu waktu film di salah satu bioskop di mall bilangan Jakarta Selatan bersama seorang teman dekat. Dari dialah, saya pun tertarik untuk memilikinya. Menurutnya, jika membacanya Juz per Juz yang sudah terbagi seperti itu akan lebih ringan. Waaahhh, saya sempat menuduhnya tidak ikhlas karena membaca kitab suci pun seolah berat karena melihat jumlah halamannya. Akan tetapi, setelah saya renungkan dan membuka Al-Quran terjemahan Perjuz itu pun setuju dengan pendapatnya. Selain itu, harga yang diberikan pun termasuk terjangkau. Belum lagi, hasil cetakannya yang bagus, jelas, dan nyaman dibaca baik terjemahannya maupun huruf-huruf hijaiyah dengan harakatnya.
Tak sekadar mengoleksi, membaca dan menadaburkan, tapi juga akan lebih afdol dengan mengamalkannya, Al-Qur'an...
Jika bukan sekarang, kapan lagi?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H