Lihat ke Halaman Asli

Seperti Mati Lampu

Diperbarui: 17 Juni 2015   12:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1422201644749232810

Suatu sore nan indah di pekarangan rumahku.

Liam menatapku lurus. Ada kekaguman yang terpancar dari kedua bola matanya. Kedua bola mata yang seolah menukik ke dalam hati ini. Ups, itu dulu....

"Thanks, D karena kau bersedia meluangkan waktu menemuiku." Liam menatapku dengan seksama.

Aku mengangguk. "Silakan dicicipi, Liam."

"Ini apa, D?" tatap Liam bingung.

Aku meleletkan lidah. "Itu nasi goreng ala Chef D. Ehm, koki, tepatnya."

Liam terkikik geli. "D masih sama seperti yang kukenal. D yang suka masak tak jelas juntrungannya karena semua bahan yang ada di rumah langsung dicampur tanpa banyak berpikir."

"Mau, tak?" tanyaku sebal.

"Ya, maulah. Mahal nih nasi gorengnya karena dibuat oleh caldok, calon doktor." Liam terkikik geli lagi.

Kutaruh cangkir kosong disertai 1 teko berisi teh hijau melati tawar.

"Selamat, ya, Liam atas pernikahanmu. Katanya, kalau kau menikah terlebih dahulu akan mengundangku tapi ternyata itu hanya bualanmu semata."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline