"Sekretaris Dewan Pimpinan Daerah PDI-P DKI Prasetio Edi Marsudi menyatakan bahwa negara ini dibangun oleh partai politik, bukan oleh relawan." Pernyataan ini tidak dengan mudah kita anggap benar.
Persoalan yang kita lihat saat ini bukanlah terletak pada kelembagaan partai politik maupun sekumpulan relawan. Apa yang dihadapi bangsa ini, terkhusus pencalonan Ahok melalui jalur independen, muncul karena kurangnya kepercayaan sejumlah masyarakat akan fungsi dari partai politik itu sendiri. Tidak mungkin muncul relawan seperti "Teman Ahok" apabila ditemukan fungsi partai politik yang ada saat ini sesuai dengan aspirasi rakyat.
Benar bahwa partai politik tidak mungkin ditiadakan demi rasa antipati terhadap disfungsi partai politik. Tetapi tidak dapat dikatakan benar jika negara ini hanya dibangun oleh partai politik saja. Partai politik dahulu yang membangun negara ini adalah partai politik yang di dalamnya terkandung rasa marah terhadap penjajahan, rasa cinta akan tanah air dan kebangsaan. Ada suatu semangat murni nan ikhlas yang ada di dalam tubuh partai politik saat itu yang tidak dapat dipungkiri. Semangat itu begitu tulus dan terlihat jelas di mata masyarakat.
Kalau partai politik ingin membela diri bahwa organisasinya tetap menjaga semangat murni itu, maka partai politik harus mampu menunjukkan segala prestasi yang diraih setidaknya sejak reformasi 1998. Rakyat harus melihat adanya kemajuan yang sangat signifikan, khususnya dalam hal kejujuran, transparansi, dan sikap antikorupsi. Partai politik jika memang masih berada pada jalur fungsinya, harus mampu mengimbangi apa yang dilakukan oleh Ahok atau melakukan sesuatu yang dapat melampaui penilaian masyarakat akan prestasi Ahok, sehingga mengambil kembali hati nurani rakyat.
Tidak ada jalan lain, karena semangat juang kebangsaan yang dulu terkandung di dalam partai politik kini terlihat lebih merasuki orang-orang yang berada di luar partai politik. Itulah yang dapat kita lihat dari Teman Ahok, yang berjuang dengan dana mandiri.
Seandainya kelak jalur independen ini menjadi jalan kemenangan, hal ini tidak berarti di masa mendatang keberadaan partai politik akan hilang. Bisa saja partai politik akan membuka mata dan kemudian merendahkan hati untuk mau introspeksi diri (jika seandai mengalami kekalahan di Pilgub 2017). Kemungkinan lain yang bisa terjadi adalah bahwa independensi ini pun tergoda untuk mendirikan partai baru. Kita akan menjadi pelaku sekaligus saksi sejarah transformasi bangsa ini.
[caption caption="Bukan pada organisasi atau relawan, tapi pada semangat ikhlas yang ada di dalamnya yang membangun negeri Indonesia."][/caption]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H