Lihat ke Halaman Asli

Nadiyya Dinar Ambarwati

Mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tingkatkan Inovasi Muda-mudi Melalui Merdeka Belajar dan Merdeka Berbudaya

Diperbarui: 18 April 2023   15:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Indonesia dengan segala keberagaman budayanya, sangat tak patut apabila tersingkirkan oleh arus globalisasi. Untuk tetap menjaga kebudayaan yang kita miliki, perlunya kolaborasi yang mampu mendidik karakter muda-mudi sehingga mampu bertanggungjawab dalam menjaga kebudayaan Indonesia. Kolaborasi itu dapat diciptakan dengan menyatukan nilai-nilai kebudayaan dengan pendidikan. Karena, pendidikan memiliki peran penting dalam membangun bangsa, yang juga mampu mencerdaskan dan membangun potensi setiap diri.

Sepanjang perjalanan pendidikan di Indonesia, sudah cukup banyak model kurikulum pendidikan yang diterapkan. Dari pergantian model kurikulum seperti ini, tentu ada yang berdampak positif dan juga negatif. Tujuan dari pergantian model-model kurikulum ini ialah untuk melengkapi kekurangan-kekurangan pada kurikulum sebelumnya. Selain itu, untuk menyesuaikan dengan tuntutan perubahan zaman yang kian hari semakin maju.

Namun sayangnya, masih menjadi pertanyaan besar, apakah dari berbagai model pendidikan yang disuguhkan itu sudah mencapai target pendidikan sesungguhnya?

Hal ini dapat kita lihat dari fakta-fakta yang terjadi. Dalam sektor pendidikannya, Indonesia masih belum mampu mengembangkan Sumber Daya Manusia (SDM) secara merata. Perbedaan kondisi geografis setiap daerah menjadi salah satu alasan kurang meratanya sistem pembelajaran di Indonesia. Bahkan, tidak semua daerah di Indonesia mendapatkan akses dan fasilitas sebagaimana yang dimiliki oleh lembaga pendidikan di Kota. Sehingga hal yang demikian lah penyebab dari lambatnya kemajuan pendidikan di Indonesia.

Dilansir dari laman @ditpsd.kemdikbud.go.id, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim meluncurkan Kurikulum Merdeka pada 11 Februari 2023 secara daring. Ia mengatakan Kurikulum Merdeka ini merupakan kurikulum yang jauh lebih ringkas, sederhana, dan fleksibel untuk bisa mendukung learning loss recovery akibat pandemi Covid-19. Selain itu, Tentu kurikulum ini juga dapat mengejar segala kerertinggalan Pendidikan Indonesia dari negara-negara lain.

Kurikulum Merdeka adalah kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam di mana konten akan lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi. Guru memiliki keleluasaan untuk memilih berbagai perangkat ajar sehingga pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan belajar dan minat peserta didik. Demikian, konsep yang dibuat bertujuan agar siswa bisa mendalami minat dan bakatnya masing-masing.

Dari Kurikulum Merdeka ini, Mendikbudristek berharap dapat mewujudkan Kurikulum Merdeka Belajar dan Merdeka Berbudaya. Sehingga pengimplementasian dari kedunya mampu menjadi pengaruh bagi pelestarian dan penjagan terhadap kebudayaan di Indonesia. Merdeka Berbudaya dan Merdeka Belajar juga dapat menumbuhkan interaksi antara seluruh komponen pembelajaran, yaitu antara peserta didik dengan guru, peserta didik dengan peserta didik, dan peserta didik dengan materi pembelajaran.

Merdeka Belajar adalah program inovatif pemerintah yang memberikan kebebasan  terhadap peserta didik untuk bebas berinovasi dalam proses pembelajarannya. Sedangkan Merdeka Berbudaya adalah memberikan kebebasan terhadap peserta didik untuk mengekspresikan dirinya dalam bidang budaya, termasuk seni, musik, bahasa, adat istiadat, dan tradisi Indonesia. Merdeka Budaya dianggap sangat penting karena dapat melestarikan nilai-nilai kebudayaan yang dimiliki Indonesia.

Pada praktiknya, setiap peserta didik akan bebas berekspresi melalui minat dan bakat yang dimilikinya. Guru pun dapat memahami kesukaan dari masing-masing peserta didik. Sehingga guru mampu mengaitkannya dengan materi-materi pelajaran yang kemudian dapat lebih mudah memahamkan para peserta didik. Tentunya dalam proses pembelajaran berlangsung, sang guru harus mampu memberikan pengajaran sesuai dengan nilai-nilai yang mencakup tubuh Indonesia. Seperti adanya anjuran dalam berpakaian adat ketika bersekolah, mengajak study tour ke Museum atau tempat-tempat bersejarah, serta mengadakan pagelaran pentas sen. Hal ini dianggap sebagai pengajaran penting untuk mengenalkan aset budaya yang dimiliki oleh negeri kita.

Dengan demikian, harapan besar bagi kita semua dari segala model kurikulum yang telah diterapkan, semoga Kurikulum Merdeka ini mampu membawa pengaruh baik untuk pendidikan di Indonesia. Semua elemen masyarakat di mana pun daerahnya, semoga mendapat kesetaraan dan penyamarataan dalam merasakan kemajuan-kemajuan dari sistem pendidikan yang disuguhkan oleh pemerintah Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline