Allahu Akbar... Allahu Akbar...!
Azan subuh berkumandang, ibuku langsung datang membangunkanku. Aku pun langsung mengambil air wudu dan melaksanakan salat. Selepas itu, aku mengaji al-Qur'an yang dibimbing ayahku. Kemudian kami sarapan, dan setelahnya aku pun bergegas untuk mandi. Setekah itu, aku pun bersiap-siap untuk ke sekolah.
Tek... Tek... Tek...
Bubur Ayam, Bubur Ayam...!
"Bu, itu pasti bubur Pak Surya, sepertinya Reva sudah di depan rumah." Seruku pada ibu, setelah mendengar suara gerobak bubur ayam pak Surya. Karena, setiap pagi aku selalu berangkat dengan anaknya, Reva.
"Oalah, hati-hati di jalan ya nak, jangan lari-lari!" Pesan ibuku.
Aku bersama Reva langsung berangkat ke sekolah. Sebenarnya sekolah kami berbeda, namun perjalanannya satu arah. Aku sekolah di SD Islam, sedangkan Reva di SD Kristen. Walaupun agama kami berbeda, menurut orangtuaku itu tidak masalah. Karena, sebagai manusia kita harus saling menghormati dan menghargai perbedaan.
Sepanjang perjalanan, kami banyak bercerita. Reva berkata bahwa dirinya akan merayakan hari natal. Reva senang sekali, karena akan bertemu dengan Sinterklas. Reva juga mengatakan bahwa dirinya akan memberikan kado natal kepadaku. Karena aku satu-satunya teman yang selalu bermain dengannya.
Aku pun sampai duluan di sekolahku. Jarak sekolah kami cukup dekat.
"Aku duluan ya Rev, dadah!" Ucapku.
"Iya Salman, dadah!" Balasnya.