Lihat ke Halaman Asli

dina maslahah

I K H L A S

Strategi Jigsaw dalam Pembelajaran Maharah Qiraah

Diperbarui: 13 September 2019   17:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Dalam pembelajaran Bahasa Arab, terdapat empat keterampilan (maharah) yaitu maharah istima', maharah kalam, maharah qiraah, dan maharah kitabah. Kali ini saya akan membahas tentang pembelajaran Bahasa Arab khususnya dalam maharah qiraah.

Sebagai guru Bahasa Arab, kita harus memiliki inisiatif dalam menerapkan pembelajaran Bahasa Arab yang bisa memicu semangat siswa dalam belajar Bahasa Arab agar hasil belajar siswa jauh lebih baik dari sebelumnya. Ada beberapa strategi yang dapat digunakan untuk membuat siswa berperan aktif dalam proses pembelajaran Bahasa Arab, salah satunya adalah model Qiraah Jigsaw. 

Model Jigsaw dikembangkan dan diuji coba oleh Elliot Aronson dan teman-temannya di universitas Texas. Pembelajaran kooperatif model Jigsaw adalah sebuah model belajar kooperatif yang menitikberatkan pada kerja kelompok siswa dalam bentuk kelompok kecil. Seperti yang diungkapkan oleh Lie bahwa "pembelajaran kooperatif model Jigsaw ini merupakan model belajar kooperatif dengan cara siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari empat sampai enam orang secara heterogen dan siswa bekerja sama saling ketergantungan positif dan bertanggung jawab secara mandiri". Model ini dapat dipraktekkan dalam berbagai kegiatan pembalajaran seperti kegiatan membaca, menulis, mendengarkan, ataupun berbicara. Jadi, model Qiraah Jigsaw merupakan penggabungan antara metode qiraah dengan strategi Jigsaw. Pembelajaran metode Qiraah dengan strategi Jigsaw adalah suatu pembelajaran yang didasarkan pada bentuk kelompok belajar untuk mengembangkan keahlian atau keterampilan memahami suatu bacaan setiap anggota kelompok dengan cara membaca yang disertai dengan diskusi dua tahap (diskusi kelompok ahli dan diskusi kelompok asal).

Pembelajaran metode Qiraah dengan strategi Jigsaw ini terdapat beberapa  langkah, yaitu guru membagi siswa menjadi enam kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari lima siswa (kelompok asal), guru membagikan teks qiraah yang terdiri dari lima paragraf kepada masing-masing siswa dalam setiap kelompok, di dalam kelompok asal tersebut mereka akan dibentuk lagi menjadi kelompok ahli dengan cara berhitung satu sampai lima menyesuaikan jumlah paragraf yang ada dalam teks qiraah tersebut, siswa berdiskusi dengan masing-masing keahliannya yaitu masing-masing paragraf yang telah mereka dapatkan, siswa kembali ke kelompoknya untuk mempresentasikan atau memberikan hasil diskusi kepada kelompok asal, guru menguji hasil masing-masing individu, guru memantabkan pemahaman Qiraah siswa, dan diakhiri dengan penutup.

Dalam penerapannya, pembelajaran metode Qiraah dengan strategi Jigsaw memiliki kelebihan dan kekurangan. Diantara kelebihannya yaitu siswa lebih kooperatif dalam mengikuti pembelajaran yang menarik, dapat meningkatkan keterampilan berkomunikasi siswa, mampu menciptakan suasana belajar aktif dan menyenangkan. Sedangkan kekurangannya adalah membutuhkan lebih banyak waktu, adanya siswa yang belum bisa membaca Al Qur'an sehingga mereka juga tidak bisa membaca teks Arab, menuntut siswa untuk bekerja sama dalam menyelesaikan masalah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline